Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kompetisi Divisi Utama 2015 berbeda dengan musim lalu. Perbedaan terbesar adalah pelarangan penggunaan pemain asing yang membuat seluruh kontestan 100 persen dihuni pemain lokal.
Kebijakan PSSI-PT LI ini direspons positif oleh klub peserta. Pasalnya, tanpa pemain asing, mereka bisa mengirit dana hingga Rp200 juta- Rp400 juta, dengan asumsi masing-masing pemain asing berbandrol Rp100 juta-Rp200 juta.
"Sebetulnya angka itu tidak terlalu besar. Namun, untuk klub Divisi Utama akan sangat terasa, terutama bagi tim-tim daerah yang potensi sponsor atau investor masuk relatif kecil," ujar Ayub Busono, Manajer PS Mojokerto Putra.
PSMP tak menggunakan pemain asing sejak musim lalu. Mereka lebih percaya kepada pemain lokal untuk mengisi seluruh posnya. Dengan begitu, pemain muda lokal potensial memiliki peluang besar untuk muncul.
Persida juga pilih menggunakan 100 persen pemain lokal sejak musim lalu.
Komposisi Persida di Divisi Utama 2015, 60 persen pemain senior dan 40 persen dihuni pemain muda. Dengan begitu, Persida memberikan porsi besar bagi pemain muda untuk unjuk kemampuan.
"Peluang pemain muda cukup besar untuk mendapatkan jatah bermain karena kesempatan mereka kali ini lebih besar. Bahkan saya yakin, akan banyak hasil dari kompetisi ini yang bisa dijadikan pilihan bagi timnas kelompok umur," ungkap Rosyid.