Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Klub-Klub Brasil Cari Pendapatan Ekstra di AS

By Suryo Wahono - Kamis, 15 Januari 2015 | 01:00 WIB
Waralaba klub Eropa sudah masuk Amerika Serikat, kini giliran Brasil. (Ilustrasi)

klub Eropa telah membuat terobosan bisnis ke Amerika serikat lewat transaksi transfer, kemitraan waralaba, dan tur pra-musim. Kini, sejumlah klub Brasil dikabarkan ingin buka waralaba demi mendapat keuntungan yang sama.

Beberapa pengusaha Brasil telah berinvestasi di klub AS dan dua tim Brasil sedang berada di Florida pekan ini untuk latihan pra-musim dan menjalani laga persahabatan melawan tim asal Jerman. Salah satunya adalah Corinthians, yang datang ke Negeri Paman Sam untuk memromosikan sepak bola Brasil.

"Sudah lama klub mencari kesempatan untuk memromosikan diri di AS," jelas Edu Gaspar, mantan pemain Arsenal yang kini menjadi direktur Corinthians.

"Kami telah berhasil menemukan sebuah kompetisi penting dengan klub-klub (AS) yang sama-sama penting dan dalam kondisi yang sesuai."

Corinthians akan bermain di Piala Florida pekan ini, sebuah turnamen empat tim yang diikuti oleh tiga tim lain, yaitu Bayer Leverkusen (Jerman), 1. Cologne (Jerman), Fluminense (Brasil).

Corinthians akan mengawali turnamen melawan Cologne, sedangkan Fluminense melawan Leverkusen di Orlando pada 15 Januari ini. Dua hari kemudian, Corinthians gantian bertemu Leverkusen dan Fluminense melawan Cologne di Jacksonville.

Dua klub Brasil itu akan menggunakan laga sebagai pemanasan untuk kejuaraan yang dimulai pada akhir bulan. Namun, yang lebih penting buat mereka adalah lebih terbukanya kemungkinan komersialisasi.

Sepak bola di AS terus bertumbuh, yang antara lain ditandai dengan berdirinya klub waralaba New York City FC, yang menjalin kontrak dengan Manchester City. Mereka juga terus menggaet pemain top dunia macam Steven Gerrard di LA Galaxy.

Disi sisi lain, bisnis sepak bola Brasil sedang lesu, baik di dalam dan di luar lapangan karena selama beberapa dekade kabarnya salah urus.

Hampir semua klub top terbelit utang dan banyak pemain dan manajer belum terima gaji.

Bahkan, meski punya 12 stadion baru yang dibangun khusus untuk Piala Dunia, rata-rata penonton di divisi utama tahun lalu hanya mencapai 16.562, kalah dari Jepang, Meksiko, Tiongkok, dan Amerika Serikat.