Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
gelandang tenar di pentas LSI 2015 nanti. Meski hanya berpostur 163 cm, Sandi mengaku sudah punya trik untuk mensiasati kekurangannya secara fisik.
Kecepatan adalah kunci penampilan impresif Sandi selama ia menjalani laga. Selain itu, menurut pemilik nomor punggung 11 di timnas U-19 ini, gelandang yang tak punya keunggulan fisik untuk melindungi bola tidak boleh berlama-lama pegang bola.
"Kecepatan harus dimaksimalkan, jangan lama pegang bola," ujar pemain kelahiran 10 Februari 1995 ini.
Berpostur mungil seperti dirinya seringkali menjadi sasaran kekerasan fisik pemain lawan. Apalagi di ajang level tertinggi liga Indonesia, benturan fisik sudah identik dengan setiap laga di LSI. Bagi Sandi, menata mental bermain yang baik adalah kunci mengatasi tekanan yang dilancarkan lawan melalui kekerasan fisik.
Pemain muda sepertinya memang harus punya banyak pengalaman bermain di pertandingan-pertandingan bertensi tinggi. Pemain muda juga menurutnya tak boleh manja di lapangan.
Benturan fisik adalah menu umum dalam bermain bola. Jika si pemain gampang jatuh dan punya kebiasaan pura-pura sakit berlebihan, si pemain tersebut biasanya akan terus diincar sepanjang laga.
"Harus bisa kuat di sepanjang laga. Kalau disikat sekali saja sudah roboh, ya selesai urusannya," kata pemain pernah mengikuti seleksi di Persiba Balikpapan ini.