Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Serangkaian serangan yang mengakibatkan 17 orang meninggal dunia dalam tiga hari terakhir di Paris, bermula dari serangan di majalah Charlie Hebdo, tidak hanya mengejutkan warga Prancis. Warga dunia ikut bersimpati atas kejadian yang mengoyak ketentraman itu.
Dukungan terhadap keluarga korban terus mengalir, tak terkecuali dari para atlet. Pesepak bola Prancis yang membela klub di luar negara asal ikut terguncang dan menyatakan dukungan mereka.
Beberapa pesepak bola Prancis yang merumput di Premier League, misalnya, menggunakan pita hitam saat bertanding di gim akhir pekan ini. Striker Swansea, Bafetimbi Gomis, mengibarkan bendera Prancis usai membantu rekannya mencetak gol.
"Dia sangat bersemangat soal negara dan dari mana ia berasal. Hal itu ditunjukkan dalam selebrasinya dan mengapa ia memilih menggunakan bendera," kata Garry Monk, Manajer Swansea, seperti dikutip di BBC.
Di Italia, Rudi Garcia memilih cara yang mengundang keharuan. Dalam sesi konferensi pers jelang laga derbi kontra Lazio, pelatih AS Roma itu meletakkan sebuah pensil di setiap kursi jurnalis yang hadir.
"Saya warga Prancis dan sedang berduka. Saya ingin mengekspresikan solidaritas terhadap negara saya. Kami harus bersatu dalam situasi sekarang," kata pelatih berusia 50 tahun itu.
"Apa yang terjadi di Paris merupakan bentuk penyerangan terhadap kebebasan. Tetapi, insiden itu semestinya tidak akan mengubah apapun, bahwa kebebasan harus bertahan selamanya. Setelah tragedi di Paris, kami semua adalah Charlie," imbuh eks pelatih Lille itu.
Di Prancis, seluruh laga di liga Prancis, rugbi, serta basket didahului dengan mengheningkan cipta selama satu menit.