Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pemain senior Persiwa, Pieter Rumaropen, memenuhi panggilan Komdis PSSI untuk menjalani pemeriksaan seputar protes yang dilayangkan Martapura FC, Rabu (14/1) di Kantor PSSI, Jakarta.
Martapura menuntut Persiwa yang menurunkan Pieter, yang masih terkena sanksi larangan bermain selama satu tahun.
Seusai bertemu Komdis PSSI, Pieter menjelaskan sejumlah hal.
"Saya dalam posisi menyadari masih terkena sanksi, tetapi manajemen klub menginformasikan saya bisa bermain karena sudah mendapat izin dari PT LI," kata Pieter.
Lebih lanjut pemain berusia 31 tahun itu mengungkapkan informasi yang diberikan manajemen klub kepadanya termasuk bahwa hukuman yang diterimanya dari Komding PSSI pada akhir Mei 2013 itu hanya berlaku kala Persiwa bermain di LSI.
"Manajemen bilang katanya hukuman saya tak berlaku di Divisi Utama. Jadi, saya boleh bermain walau saya tahu hukuman saya masih belum selesai karena klub tampil di Divisi Utama bukan LSI," ujarnya.
Pieter yang terkena sanksi karena melakukan pemukulan wasit saat Persiwa masih berkompetisi di LSI 2013, mengakui hukumannya baru berakhir pada akhir Mei 2014. Semula, Komdis PSSI menghukum Pieter dengan sanksi larangan beraktivitas di sepak bola nasional seumur hidup. Akan tetapi, Komding PSSI meringankan sanksi itu hingga jadi hanya satu tahun.
"Saya diturunkan sejak awal Divisi Utama 2014. Saya hanya bisa menuruti karena manajemen menyakinkan saya bisa bermain," ujarnya.
Pieter berharap Komdis PSSI tak menjatuhkan sanksi lagi padanya. "Sudah cukup saya dihukum yang dulu," tegasnya.
Penyelidikan masih akan dilanjutkan Komdis PSSI dengan menghadirkan manajemen Persiwa dan PT LI pada Sidang Komdis PSSI, Selasa (20/1).