Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kestabilan Lazio musim ini layak mendapat porsi sorotan lebih. Dari status meragukan, pelatih Stefano Pioli sanggup membawa tim berjulukan Elang Muda itu terbang ke papan atas Serie A.
Modal Pioli cuma riwayat menangani tim-tim semenjana, misalnya Bologna (2011-2014), Palermo (2011), atau Chievo (2010-11). Namun, saat dipercaya menangani klub bermateri lebih baik, Pioli sanggup memaksimalkannya. Sentuhan Pioli tidak langsung mantap. Pada pekan perdana, Lazio menempati peringkat ke-18. Namun, Elang Muda tak pernah terlempar dari posisi ketiga dalam empat pekan terakhir.
Kinerja apik Pioli sangat dipengaruhi manuver transfer tepat guna dari Direktur Olah Raga Igli Tare. Tare disebut raja transfer di Italia. Ia bak punya mata elang dengan mencari banyak pemain “antah-berantah”, lalu memolesnya menjadi bintang berkat bantuan pelatih.
Sejak ditugasi menjadi juru transfer pada 2008, eks penyerang Lazio itu bergerilya mencari pemain murah, tapi potensial. Saat Senad Lulic diboyong pada 2011 (dari Young Boys), ia cuma berharga 3,25 juta euro. Kini harga pasar sayap Bosnia itu naik hampir lima kali lipat. Produk kejutan lain ialah Etrit Berisha (Kalmar), Felipe Anderson (Santos), atau Filip Djordjevic (Nantes).
Tare juga berperan besar menukar Antonio Candreva plus sejumlah uang dengan Simone del Nero ke Udinese. Miroslav Klose sukses dirayu ke Olimpico, dan Federico Marchetti dicomot setelah dibekukan Cagliari.