Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Belum nyetelnya performa duo Liberia, Sengbah Kennedy dan Yao Rudy Abblode, juga jadi salah satu melempemnya Arema dalam Trofeo Persija.
Dua pemain itu diharapkan bisa menjaga kegarangan Singo Edan. Tetapi, saat tampil melawan kandidat juara LSI, Persija dan Sriwijaya FC, keduanya belum berbuat banyak.
Yao Rudy jarang membahayakan gawang lawan meski diturunkan selama 90 menit. Bermain di posisi striker pendamping seperti Samsul Arif, Rudy sering gagal melakukan tusukan berbahaya atau menyodorkan umpan ke Gonzales.
Saat melawan Persija di pertandingan kedua, Yao Rudy sempat dijajal diposisi striker utama milik Gonzales. Tetapi, dia belum segarang saat jadi topscorer bersama Persiwa di Divisi Utama 2014.
Sengbah Kennedy juga tidak jauh beda. Mengisi peran Gustavo Lopez, Kennedy belum bisa jadi motor serangan tim. Umpan jauh yang akurat kepada pemain depan belum terlihat. Meski skillnya melewati pemain lawan beberapa kali terlihat, tapi hasilnya belum efektif.
Lantaran faktor itu, banyak yang mempertanyakan mengapa Arema merekrut dua pemain ini?
Pelatih Arema, Suharno, sadar betul kalau dua legiun asing itu masih butuh jam terbang di LSI. Maklum, mereka baru satu musim main di Indonesia, itupun di Divisi Utama yang kastanya di bawah LSI.
Mereka masih butuh adaptasi lagi. Jadi, jangan berekspektasi tinggi dulu," kata Suharno.
Saat awal perekrutan duo Liberia itu, General Manager Arema Cronus, Ruddy Widodo, juga berpesan kalau mereka butuh kesempatan bermain di kompetisi teratas Indonesia.
"Kami yakin mereka punya skill istimewa. Butuh waktu untuk memolesnya biar bisa dikeluarkan di LSI," kata Ruddy.