Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Timnas U-19: Mental Tinggi Hindari Juru Kunci

By Eko Widodo - Senin, 18 Agustus 2014 | 14:47 WIB
Timnas U-19 Indonesia, harus menang agar hindari jurukunci. (Dhimas Ananda)

19 harus memenangi partai terakhir di Trofi Hassanal Bolkiah 2014 melawan Singapura U-21, Senin (18/8), apabila tidak ingin menjadi juru kunci Grup B. Timnas U-19 sudah dipastikan tersingkir dari turnamen menyusul kekalahan 1-2 dari Kamboja (16/8).

Namun, selain menghadapi persoalan teknis, Paulo Sitanggang dkk. menghadapi problem lain yang tidak kalah pelik, yakni mental.

Pengamat sepak bola nasional dan dosen Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata Semarang, Ferdinand Hindiarto, mengungkapkan saat ini punggawa timnas U-19 lebih bermasalah dari sisi psikologis daripada teknis.

“Terlihat ada kekecewaan besar akibat gagal beruji coba ke Spanyol karena mereka masih dalam usia labil. Kekecewaan itu tergambar di lapangan. Sebagus apa pun strategi yang diterapkan pelatih, tanpa mental fit, strategi itu tidak akan berhasil dijalankan,” kata Ferdinand.

Pemain timnas era 90-an, Yusuf Bachtiar, mengatakan bahwa secara tim permainan timnas U-19 sudah baik. Alur bola dari belakang sampai ke depan berjalan lancar, tetapi penyelesaian akhir masih menjadi kendala.

“Kalau soal penyelesaian akhir bukan hanya sekadar teknis tapi juga mental. Hal ini harus segera dibenahi tim pelatih. Butuh pendekatan psikologis,” kata Yusuf.

Artinya, jika dalam tempo relatif singkat mental Evan Dimas dkk. tidak berhasil diperbaiki, Singapura berpotensi menjadikan Indonesia sebagai juru kunci grup seperti halnya yang dialami timnas U-21 kala tampil di turnamen Cotif L’Alcudia di Spanyol.

SIARAN LANGSUNG


Senin, 18 Agustus
Pukul 15.00 WIB