Australia vs Kuwait: Eksploitasi Krisis Tamu

By Theresia Simanjuntak - Jumat, 9 Januari 2015 | 14:07 WIB
Mile Jedinak dan Tim Cahill (WILLIAM WEST/AFP)

Australia hanya menginginkan kemenangan saat bersua Kuwait di partai pembuka Grup A Piala Asia 2015, Jumat (9/1). Maklum, gengsi menjadi pertaruhan.

Bukan hanya soal status tuan rumah, Australia berkekuatan sejumlah pemain yang mentas di berbagai klub Eropa. Sebut saja kapten Mile Jedinak (Crystal Palace), Robbie Kruse (Leverkusen), dan Mitchell Langerak (Borussia Dortmund).

Bandingkan dengan Kuwait yang mayoritas skuatnya "hanya" membela tim-tim dalam negeri.

Meski begitu, tim bertabur bintang di Australia belum menjamin tiga angka dapat diraup dari Kuwait. Pasalnya, belakangan performa skuat arahan Ange Postecoglou tak oke.

Sepanjang 2014, Australia hanya meraih satu kemenangan dan dua imbang dari 11 pertandingan.

"Keadaan Australia tidak terlalu baik menjelang turnamen ini. Kami harus jujur bahwa kami mengalami kemunduruan," kata mantan kiper Socceroos, Mark Bosnich, seperti dikutip Reuters.

Selain itu, sejarah pertemuan membuktikan Kuwait bukan lawan yang mudah untuk ditaklukan.

Kedua tim telah berduel 10 kali. Kuwait memenangkan dua pertemuan dan menahan imbang Australia lima kali.

Kuwait bahkan sudah tak terkalahkan atas Australia sejak 2006!

"Kuwait mungkin melihat sejarah pertemuan melawan kami yang mereka menangkan. Mereka melihat fakta tersebut sebagai kesempatan untuk kembali mengalahkan kami," kata Postecoglou di Goal.