Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Reputasi Premier League sebagai liga “pemakan” manajer terdefinsikan secara baik pada musim lalu. EPL 2013/14 menjadi saksi terciptanya 13 kali penggantian manajer.
Jumlah itu adalah yang tertinggi sejak 1994/95! Dari 13 nama, sebanyak 11 juru taktik diberhentikan paksa oleh klub mereka. Pochettino mengundurkan diri, sementara Mel memutus kontraknya atas kesepakatan bersama dengan West Brom.
Sejak EPL digelar pada 1992, rata-rata terjadi delapan penggantian manajer per musim. Tren tersebut berpotensi besar terus terjaga pada musim ini. Sebab, belum jua EPL 2014/15 digelar, Tony Pulis sudah meletakkan jabatannya sebagai manajer Crystal Palace.
Sejumlah rumah taruhan ternama telah memuat daftar “unggulan” manajer yang berpotensi diberhentikan di tengah musim. Sky Bet dan Paddy Power sepakat menempatkan nama manajer West Ham, Sam Allardyce, ke puncak teratas daftar. Munculnya nama pelatih berjulukan Big Sam itu bukanlah sebuah kejutan.
Hubungan Allardyce dengan manajemen West Ham dikabarkan memang tak harmonis. Konon 10 laga perdana EPL 2014/15 bakal menentukan masa depan pria 59 tahun itu.
Prestasi The Hammers musim lalu tak bisa dibilang bagus. Mereka cuma bercokol di tangga ke-13 klasemen.
“Saya tak terlalu memikirkan masalah itu. Saya masih di sini. Saya akan mengggunakan pengalaman dan kemampuan saya sebagai manajer untuk membawa tim berprestasi lebih baik ketimbang musim lalu,” kata Allardyce di Express.