Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
2019.
Keputusan untuk menantang Sepp Blatter diungkapkan pria berusia 39 tahun itu setelah melalui sejumlah pertimbangan.
"Bukan keputusan yang mudah. Keputusan untuk maju dalam pemilihan datang dari pemikiran dan diskusi dengan kolega di FIFA selama beberapa bulan terakhir," kata Ali seperti dikutip di BBC.
Putra dari almarhum raja Yordania, King Hussein, itu berujar ia senantiasa mendengarkan pesan bahwa sekarang saatnya adanya perubahan.
"Sepak bola dunia pantas mendapatkan organisasi kelas dunia, federasi internasional dengan model organisasi pelayanan beretika, adanya transparansi, serta sistem yang baik," ucapnya.
Menurut Ali, headline yang muncul semestinya mengenai sepak bola, permainan yang indah, bukan soal FIFA. Akhir-akhir ini FIFA di bawah pimpinan Sepp Blatter terus digoyang dan mendapat banyak kritikan termasuk soal keputusan Rusia dan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.
Ali membutuhkan dukungan lima dari 209 anggota FIFA agar bisa masuk dalam daftar calon nominasi kandidat Presiden FIFA sebelum tenggat waktu, Rabu (29/1). Salah satu dukungan dikabarkan datang dari UEFA. Kandidat lain yang saat ini sudah mengemuka adalah pria asal Prancis, Jerome Champagne.
Pemilihan Presiden FIFA 2015-2019 dilakukan pada 29 Mei.