Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
istri mereka adalah teman dekat. Ketika Louis van Gaal ditunjuk sebagai manajer Barcelona pada 1997, dia memberi pekerjaan manajemen pertama buat Ronald Koeman dengan mengangkatnya sebagai asisten.
Setelah Barcelona, Koeman memulai karier manajerial baru di Vitesse sebelum diberi tugas menangani Ajax pada 2001. Setelah inilah hubungan emosional keduanya mulai meretak.
Koeman sedang menikmati kinerja yang baik di Ajax, memenangi dua gelar di musim pertamanya dan semuanya berjalan dengan baik, sampai suatu ketika Van Gaal ditunjuk sebagai Direktur Teknik klub pada 2003.
Van Gaal adalah tipe pengontrol. Dia diberi wewenang menangani transfer pemain, memilih siapa yang datang dan siapa yang pergi. Situasi kian memanas ketika sang direktur teknik suka berada di pinggir lapangan saat latihan, mengamati para pemain dengan seksama.
Pada suatu titik, Van Gaal sampai menginstruksi Zlatan Ibrahimovic untuk lebih sering mendobrak ke depan, tapi Ibra dilarang memberitahu yang lain tentang perintah tersebut. Insiden itu membuat Koeman berang karena dia menilai kawan baiknya itu ingin lebih dari sekadar memutuskan menjual dan membeli pemain.
Situasi bertambah buruk ketika Van Gaal menjual Ibrahimovic di hari tenggat transfer musim panas 2004 ke Juventus, yang tak hanya membuat Koeman ditinggal striker suburnya, tetapi juga tanpa pengganti siap pakai. Penjualan penyerang asal Swedia itu adalah titik kulminasi bagi Koeman, kewenangannya tak hanya dirusak di lapangan, tetapi juga mengklaim bahwa Ajax sudah tidak setia kepada filosofi mereka.
Koeman menekan dewan klub melalui beberapa laporan dan ultimatum untuk memilih antara dirinya atau Van Gaal. Klub memilih untuk memecat Van pada bulan Oktober 2004. Setelah itu hubungan keduanya tampak tak mungkin diakurkan kembali.
Sialnya, buat Koeman, situasi malah kian parah tak terlalu lama setelah itu. Klub justru kian dirugikan. Ajax kehilangan pemain andalan sekaligus direktur teknik brilian. Ajax harus berjuang untuk memulihkan diri dan akhirnya klub memutuskan untuk menyerahkan posisi manajer utama kepada Frank de Boer mengambil alih pada 2010, yang membuat klub yang terkenal dengan akademinya itu kembali ke jalur juara di Liga.
Setelah itu, Musim 2008/09 di mana AZ Alkmaar menjuarai Eredivisie untuk pertama kalinya dalam 28 tahun adalah karena ditangani Van Gaal. Tapi kemudian klub menggantikannya dengan Koeman, yang membuat mantan manajernya tidak senang. Sebagai balasan, Van Gaal menerima tawaran mengelola TImnas Belanda pada 2012, walau ketika itu sosok favorit yang digadang adalah Koeman.
Meski Van Gaal sempat memuji apa yang telah dilakukan Koeman di Southampton, partai pertemuan kedua manajer ini boleh jadi tidak sekadar untuk mencari poin saja.