Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Di atas kertas, Lazio seharusnya tidak akan punya kendala berarti ketika disambangi klub Serie B, Varese, Selasa (2/12).
Dari segi performa, kedua tim sedang tidak oke. Dalam lima partai liga, Lazio dan Varese sama-sama cuma meraih satu kemenangan, dua imbang, dan dua kekalahan.
Tapi, sisi peringkat sudah menggambarkan jelas perbedaan kelas keduanya. I Biancoceleste bercokol di posisi tujuh klasemen Serie A, sementara calon rival mereka berada di posisi 18 alias zona merah.
Jurang nyata tersebut sangat disadari Stefano Bettinelli, arsitek Varese.
"Kami melawat ke Olimpico, stadion yang mungkin tidak ada pemain saya pernah bermain di sana. Kami Varese, mereka Lazio. Publik kudu realistis, meskipun keajaiban selalu ada," ucap Bettinelli di laman resmi klub.
Varese bukan tanpa peluang. Kejutan selalu ada andai mereka dapat mengeksploitasi krisis di tubuh Lazio.
Situasi kamar ganti klub Kota Roma itu sedang kurang kondusif karena memburuknya hubungan striker gaek Miroslav Klose dengan pelatih Stefano Pioli. Klose tidak senang karena terlalu akrab dengan bangku cadangan.
Di Serie A musim ini, bomber berkebangsaan Jerman itu kalah bersaing dengan Filip Djordjevic dalam perebutan tempat penyerang tengah. Klose baru empat kali dipercaya Pioli sebagai starter, sementara tujuh laga lain bermain sebagai pengganti.
"Saya sangat terkejut. Miro selalu menjadi aset tim ini. Memang normal bila pemain ingin bermain rutin, tapi saya sang pelatih. Saya yang membuat keputusan," kata Pioli.
Kontra Varese, Pioli mungkin akan menurunkan Klose, salah satu pengukir gol saat Lazio melibas Bassano Virtus 7-0 di babak ketiga Coppa Italia.
Apabila beraksi, Klose wajib memperlihatkan kualitasnya kepada Pioli demi menggaransi tempatnya di skuat utama untuk partai-partai Lazio berikutnya.