Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

UEFA Pelajari Usulan Adu Penalti di Awal Laga

By Suryo Wahono - Rabu, 19 November 2014 | 06:00 WIB
Adu penalti di awal laga, ada plus dan minus. (Getty Images)

Usulan radikal ini bakal mengubah sepak bola Eropa. UEFA sedang menguji sebuah usulan yang menempatkan adu penalti ada di awal pertandingan, bukan di akhir. Bahkan Sir Alex Ferguson, yang sudah masih pensiun, bakal ikut menguji kelayakan aturan baru ini. Usulan lainnya antara lain adalah sin bin 10 menit aturan dan penambahan bangku cadangan menjadi 11 orang.

Ide-ide perombakan aturan itu sudah lama mengendap di laci UEFA. Bila badan sepak bola benua Eropa mengubah aturan main dengan ide-ide radikal seperti di atas, babak sistem gugur Euro 2016 pastinya bakal sangat berbeda. Walau awalnya mendapat kritik dan bahkan ejekan, tetapi banyak pihak menilai bahwa ide-ide itu mungkin saja berhasil.

Sebuah sumber yang dilansir The Independent mengatakan bahwa sebuah komite UEFA telah mempertimbangkan kemungkinan pementasan adu penalti setelah dua babak dimainkan selama 90 menit, lalu, terlepas dari hasilnya, tetap dilanjutkan dengan perpanjangan waktu. Jika hasil laga 90 menit plus tambahan waktu tetap seri, hasil adu penalti dijadikan acuan. Selain itu, ada juga pemikiran bahwa bisa saja menggelar adu penalti bahkan sebelum sepak mula (kick-off).

Argumen utama yang mendukung inovasi di atas adalah mencegah sebuah tim mengulur waktu sampai terjadi adu penalti sebab itu adalah cara terbaik mereka untuk memenangi pertandingan. Contohnya, partai final Piala Champion 1986 saat Steaua Bucharest juara usai adu penalti melawan Barcelona, setelah bermain imbang tanpa gol. Contoh lain adalah final Liga Champion 2003, di mana laga Juventus vs Milan di Old Trafford juga berakhir tanpa gol, yang juaranya ditetapkan lewat adu penalti dan dimenangi oleh Milan.

Seandainya adu penalti diadakan mendahului pertandingan, pertandingan mungkin bisa lebih menarik karena salah satu tim sudah mendapat sedikit keuntungan. Kekurangannya, ada risiko bahwa tim yang sudah unggul di adu penalti prapertandingan bakal memarkir bus hingga akhir laga.

Meski ada plus dan minusnya, adu penalti di awal bisa mengubah keseimbangan permainan, mirip dengan aturan gol tandang di Liga Champion, di mana sebuah gol di kandang lawan bisa menjadikan tim yang dalam posisi kalah di kandang keluar sebagai pemenang. Contohnya, gol penyeimbang dari Andres Iniesta saat Barcelona melawan Chelsea di Stamford Bridge pada semifinal Liga Champion 2009.

Hal menguntungkan lainnya bisa didapat bagi penyelenggara pertandingan bila adu penalti di awal. Para penonton kemungkinan besar bakal hadir lebih awal, selain ada hiburan cukup menegangkan di pembukaan laga.

Di luar itu, gagasan aturan baru ini kabarnya karena UEFA berkesempatan menghapus kisah 'pemain pembawa sial', yang gagal mengeksekusi penalti di momen terpenting bagi timnya. Tiap negara hampir pasti punya sosok pembawa sial ini.