Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Banyaknya keluhan soal kepemimpinan wasit, khususnya di kompetisi Liga Super Indonesia dua musim belakangan, membuat PSSI melakukan terobosan dengan merekrut wasit baru dengan latar belakang pendidikan lebih bagus ketimbang sebelumnya.
Maklum, sebelumnya mayoritas wasit LSI hanya mengantongi ijazah SMA, hanya sedikit dari wasit LSI yang berijazah S1. Hal ini bertujuan agar LSI 2015 nanti berjalan lebih baik.
Tak hanya itu, ide ini muncul karena jumlah wasit yang memimpin pertandingan Liga Super Indonesia terhitung sangat sedikit. Betapa tidak, komite wasit PSSI hanya memiliki 20 wasit, dan 20 asisten wasit. Padahal, dalam satu bulan, jumlah pertandingan yang harus mereka pimpin ada sekitar 40 laga.
Ironisnya, dari 20 wasit dan 20 asisten wasit yang ada, hanya ada 10 wasit yang memenuhi kualifikasi. Tentu saja, hal ini mengundang keprihatinan PSSI yang sejak konflik internal berakhir berambisi membenahi persepakbolaan Indonesia.
"Bagaimana sepak bola kita bisa baik, kalau wasit yang kami miliki sangat minim. Karena itu, kita akan prioritaskan yang jebolan perguruan tinggi olahraga. Rekrutmen wasit ini akan mengutamakan yang bergelar sarjana, bisa S1, S2, dan S3," kata Jamal Aziz, anggota Exco PSSI dan Wakil Ketua Komite Wasit PSSI.
Menurutnya, ke depan wasit yang memimpin kompetisi LSI harus memiliki pendidikan yang cukup. Tidak cukup lulusan SMA. Agar, wasit punya wibawa sehingga bisa disegani pemain saat memimpin pertandingan.
"Nanti kita akan minta ke AFC untuk memberikan legalitasnya. Soal rekrutmen dan lisensi, itu akan menjadi domain kami, karena kami yang buat," tuturnya.
Menurut Jamal, idealnya kompetisi yang diikuti 20 klub dengan jumlah 38 pertandingan dipimpin oleh 40 hingga 50 wasit. “Kalau ingin PSSI bagus, sepak bola Indonesia juga bagus, sumber daya manusianya juga harus ditingkatkan," ujarnya.