Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Sepak Bola Gajah Mencoreng Sejarah PSIS

By Peksi Cahyo Priambodo - Rabu, 29 Oktober 2014 | 11:23 WIB
PSIS, mengakhiri kompetisi dengan nama tercoreng. (Wiwig Prayugi/Bolanews)

Publik Semarang bereaksi atas apa yang terjadi dengan klub kebangaannya, PSIS.

PSIS telah dicoret dari kompetisi setelah melakukan sepak bola gajah dengan PSS padababak 8 besar DU, Minggu (26/10). Bukan hanya diskualifikasi, PSIS juga terancam sanksi degradasi jika Komdis PSSI menemukan temuan baru dalam penyelidikan selama dua pekan ke depan. 

"Apapun alasannya, bermain sepak bola gajah itu salah besar. Mutlak karena itu sudah mendecerai sportivitas. Kami sangat malu," tutur Ismangoen Notosaputro, mantan pengurus PSIS.
Ismangoen adalah pengurus PSIS era almarhum Ribut Waidi. Pada masa itu, Mahesa Jenar adalah tim yang ditakuti lawan dan bermain cantik dengan julukan Si Jago Lapangan Becek. 
"Hancur sudah imej sepak bola Semarang. Saya sangat sedih," katanya lagi. 
Diduga karena ingin menghindari Borneo FC, PSS dan PSIS memilih mencetak gol bunuh diri karena tak ingin menang.

"Apapun alasannya, bermain sepak bola gajah itu salah besar. Mutlak karena itu sudah mendecerai sportivitas. Kami sangat malu," tutur Sudaryanto, mantan pemain PSIS.

Sudaryanto adalah eks pemain PSIS seangkatan dengan almarhum Ribut Waidi. Pada masa itu, Mahesa Jenar adalah tim yang ditakuti lawan dan bermain cantik dengan julukan Si Jago Lapangan Becek. "Hancur sudah nama baik sepak bola Semarang. Saya sangat sedih," katanya lagi. 

Diduga karena ingin menghindari Borneo FC, PSS dan PSIS memilih mencetak gol bunuh diri karena tak ingin menang.