Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Apa yang menarik Liga Italia seri A minggu ini? Apakah soal AC Milan yang kini tampaknya tak layak lagi dengan sebutan The Dream Team. Atau Parma yang kini mengambil alih klasemen?
Ternyata bukan keduanya. Memang Milan masih menarik perhatian, begitu juga dengan Parma, tapi ada soal lain yang lebih menarik, yaitu mengenai prestasi pemain Argentina di Italia.
Persoalan itu terkuak bukan karena Diego Maradona, bintang dari segala bintang Argentina, kembali ke Italia. Lupakanlah Maradona, tapi kini lihatlah Abel Balbo, Gabriel Batistuta, Nestor Sensini, bahkan Claudio Caniggia. Mereka banyak disebut sebagai produk Argentina yang menguasai klub-klub Italia.
Ya, mereka bukan asal omong saja. Fakta minggu ini menunjukkan bahwa Batistuta dan Balbo berada di tampuk tertinggi pencetak gol terbanyak. Batistuta yang memperkuat Fiorentina dengan delapan gol, sedangkan Balbo yang dikontrak Roma kini sudah mencetak tujuh gol.
"Permainanya semakin tajam. Mereka bakal terus berpesta gol," ujar Marco Bencivenga, salah seorang pengamat sepakbola Italia.
Lalu, kenapa Sensini ditiupkan pula kehebatannya? Ternyata dia dianggap sebagai kunci pertahanan Parma hingga berada di peringkat pertama klasemen sementara. Sebagai pemain belakang, Sensini mampu memperkokoh pertahanan Parma yang ditinggal Georges Grun. Ia dianggap cerdik pula mendistribusi bola ke barisan depan yang dimotori oleh Faustino Asprilla.
Jarang orang yang tahu soal kehebatan pemain Argentina ini.
Kenapa pula didengungkan nama Caniggia yang kini sudah bermain di klub Benfica, Portugal?
Ya, produktivitasnya di klub barunya itu begitu menggema, sehingga orang di Italia memujinya dengan berteriak: "Lihatlah si bule dari Argentina di Benfica pun tetap hebat!"
Orang pun kemudian mencari-cari kejadian soal "made in Argentina". Mereka temukan ketika Zdenek Zeman, pelatih Lazio kini, sempat ngotot membawa Jose Chamot, juga pemain Argentina, ke Lazio. Waktu itu Zeman masih melatih Foggia, klub yang juga dihuni oleh Chamot. Zeman enggan pindah ke Lazio kalau tidak membawa Chamot.
Kejadian berikutnya begitulah. Zeman pindah ke Lazio dan Chamot pun ikut pindah. Ternyata Zeman dan Chamot kini tidak percuma dibeli Lazio.
Dennis Bergkamp
Hal lain yang menarik adalah masih ditahannya Dennis Bergkamp oleh Inter Milan dari "serbuan" Bayern Muenchen. Kubu Muenchen berharap, Bergkamp yang mulai menurun permainarmya itu bakal dilepas. Tetapi Ernesteo Pellegrini, bertahan tidak melepas bintang asal Belanda itu.
Padahal Muenchen sudah "menyerang" lewat pasukan terbaiknya, misalnya membawa Franz Beckenbauer dan Karl Heinz Rummenigge untuk merayu pertahanan Inter. Tapi, pertemuan enam jam di markas Inter tidak membawa hasil apa-apa. Bergkamp yang ditawar Muenchen dengan 12 miliar lira atau sekitar 18 miliar rupiah tidak dilepas juga.
"Bergkamp belum habis di Inter, ia masih bisa menanjak dan membawa Inter ke prestasi lebih baik," ujar Pellegrini menyebut salah satu alasan kenapa bintangnya masih ditahan.
Pellegrini memang masih berharap agar bintang-bintang Belanda yang bermain di Italia bisa kembali ke masa jaya, seperti bintang-bintang Argentina ini.
Harapan memang boleh-boleh saja.
(Penulis: Rayana Djakasuria)