Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Slemania, kelompok suporter PSS, sempat mempertanyakan keputusan Komdis PSSI yang menghukum tim kesayangan dengan laga usiran di partai kontra Persiwa (18/10).
Slemania berpendapat tidak seharusnya PSS dihukum karena insiden kekerasan yang melibatkan Brigata Curva Sud (BCS) itu tidak secara langsung melibatkan PSS dan terjadi di luar stadion.
Slemania juga sempat berharap PSS membanding sanksi itu. Akan tetapi, mereka menghormati keputusan Komdis.
Plt. Ketua Slemania, Lilik Yulianto, berujar hukuman yang dijatuhkan Komdis jadi pelajaran bagi mereka dan suporter pada umumnya.
"Insiden seperti Minggu lalu harus jadi yang terakhir. Tidak boleh ada lagi suporter yang meninggal. Seperti tim yang didukung, suporter seharusnya bertarung selama 90 menit saja. Mereka beradu kreativitas dan atraksi. Saat peluit akhir dibunyikan, suporter harus kembali bersaudara,” ujar Lilik.
Sebagai wujud kepatuhan dan empati kepada Laskar Nusa Kambangan (Lanus), Slemania tidak akan mengikuti tim yang harus melakoni laga usiran. Begitu pula saat PSS menjalani laga tandang melawan PSGC (22/10). Menurut Lilik, Lanus sudah menjamin tidak ada masalah bila suporter melewati wilayah Cilacap saat menuju Ciamis.
"Meski ada jaminan dari Lanus, tapi kita tidak tahu bagaimana reaksi masyarakat. Lebih baik suasana reda dulu. Jangan sampai terjadi aksi saling membalas yang menjadikan situasi kembali panas," ucap M. Sanusi, sekretaris umum Slemania.