Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Jacksen: Kokoh Tak Terpengaruh Sanksi Komdis

By Eko Widodo - Jumat, 2 Mei 2014 | 15:14 WIB
Tim Persipura, tetap kokoh meski beberapa absen karena sanksi Komdis. (Herka Yaris Pangaribowo)

Sebagai akibat bertingkah laku buruk seperti yang diputuskan Komdis PSSI, tiga pemain Persipura, yakni Andri Ibo, Bio Paulin, dan Dominggus Fakdawer, mendapat sanksi larangan bermain dan denda oleh lembaga peradilan PSSI itu.

Di laga melawan Persiba Bantul, Jumat (2/5), Andri dan Bio masih berstatus terhukum. Namun, kondisi itu tidak memusingkan Jacksen F. Tiago. Pelatih Persipura itu mengklaim soliditas tim, secara khusus di lini belakang, tidak terpengaruh oleh sanksi Komdis itu.

Saat melawan Persiram (27/4) di Stadion Maguwoharjo, Jacksen menurunkan kuartet bek Yohanes Tjoe, Daniel Tata, Yustinus Pae, dan Ruben Sanadi. Hasilnya, gawang Yoo Jae-hoon sama sekali tak kebobolan. Hanya, pelatih asal Brasil itu mengakui tim tetap kehilangan Andri, Bio, dan Dominggus di laga tandang itu.

“Tentu kami kehilangan mereka, tapi permainan tim tak terpengaruh. Pemain yang menggantikan mereka bermain bagus dan bisa menjalankan tugas dengan baik. Bahkan, penguasaan bola kami lebih bagus dan Persiram jarang melepaskan tendangan ke gawang,” ujar eks pelatih timnas itu.

Dari pencapaian melawan Persiram, Jacksen yakin akan kemampuan pemain belakang meski saat melawat ke Stadion Sultan Agung kembali tampil tanpa Andri dan Bio, serta Ferinando Pahabol yang mengantongi hukuman akumulasi kartu kuning. Fakdawer dan Gerald Pangkali sudah bisa diturunkan.

“Hal itu yang menjadi­kan kami tetap optimistis menyambut laga melawan Persiba Bantul. Mengenai target, kami tidak melihat berapa poin yang diraih, melainkan bagaimana bisa mengamankan posisi di empat besar,”  ucap Jacksen.

Pelatih yang memberi­kan tiga gelar juara LSI buat Persipura itu meng­ungkapkan sistem setengah kompetisi yang dipakai musim ini membuat Tim Mutiara Hitam tidak selalu membidik tiga poin dalam setiap pertandingan.

“Berbeda dari tahun lalu, musim lalu kami selalu harus menang karena dalam sistem kompetisi penuh tim dengan poin tertinggi menjadi juara liga. Kini tidak lagi, mengingat juara grup belum tentu jadi juara liga. Fokus pertama kami lolos ke delapan besar dulu,” ujarnya.

Sumber: Harian BOLA (Penulis: Gonang Susatyo, Aning Jati)