Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
53.
Kartu merah dicabut dari saku wasit setelah Irsyad terlibat adu kepala dengan Hendra Bayauw, sayap tuan rumah. Alhasil Hendra juga ikut terkena kartu merah.
Hukuman kartu merah itu berawal dari perebutan bola antara Irsyad dengan Hendra di sisi kiri pertahanan SP. Setelah bola keluar, Hendra terlihat mengucapkan sesuatu yang membuat emosi Irsyad naik.
”Saya emosi karena Hendra mengatai ayah saya ‘an*#*#’ dua kali,” ujar gelandang Arema itu usai pertandingan.
Sebelum mendapatkan kartu merah, pemain jebolan PPLP Padang itu kerap menampilkan permainan keras sehingga pada menit ke-34 Irsyad mendapat kartu kuning setelah melakukan tekel berbahaya.
Bisa jadi luapan emosi itu akibat aksi provokasi pendukung tim tuan rumah yang sejak awal pertandingan selalu meneror setiap kali Irsyad menyentuh bola. Tim pelatih Singo Edan sempat memindah posisi gelandang berusia 20 tahun itu dari sayap kiri ke sayap kanan dengan tujuan mengurangi teror.
Usai laga Irsyad masih terlihat sangat emosi. Senyum yang biasa menghiasi wajahnya tak nampak. Beruntung suporter SP yang berada di pintu keluar tak lagi memprovokasi dan sebaliknya memberikan sambutan hangat untuk mendinginkan hati Irsyad.
Rekan Arema juga tidak ketinggalan menghibur Irsyad. ”Tidak usah sedih, Syad. Kartu merah itu biasa. Tidak perlu sedih karena kita tetap dapat tiga poin,” ujar I Gede Sukadana.
Hendra, yang juga diusir wasit, sempat melakukan protes kepada sang pengadil. Pemain asal Ambon itu terlihat tidak setuju terhadap kartu merah yang diberikan kepadanya sebelum akhirnya menerima keputusan wasit.
Pelatih SP, Jafri Sastra, memilih bungkam perihal kartu merah yang diterima Hendra dan Irsyad. “Memberi kartu merah itu kewenangan wasit,” ucap Jafri singkat.
Sumber: Harian BOLA (Penulis: Iwan Setiawan, Aning Jati, NF-2)