Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Afrika, Senayan, Jakarta, Sabtu (18/10) petang. Dalam partai pamungkas, klub asal Bandung yang berusia 57 tahun ini sukses mengatasi perlawanan klub asal Jakarta, Jaya Raya, 3-1.
Dengan keberhasilan tersebut, Mutiara Cardinal mengukuhkan diri sebagai klub terbaik di Tanah Air. Atas prestasinya itu mereka juga berhak atas hadiah terbesar, Rp200 juta dari total Rp425 juta yang disediakan panitia kejuaraan.
Kemenangan tersebut mengulang prestasi pada kejuaraan serupa yang berlangsung tahun lalu. Pada final 2013, Mutiara Cardinal mengalahkan Djarum Kudus 3-2.
Sebenarnya tidak mudah bisa mempertahankan gelar juara sebuah ajang beregu di kelompok junior dalam dua tahun secara beruntun. Pasalnya, banyak dijumpai anggota skuat klub yang juara pada tahun pertama, pada tahun berikutnya akan bertambah umur dan kemudian tidak bisa lagi membela di kelompok junior dan harus masuk ke kategori kelompok dewasa.
Selain itu tidak sedikit pula para pemain yang tampil menjanjikan saat mengantarkan klubnya menjadi juara, kemudian direkrut masuk ke Pelatnas Cipayung. Mereka ini, meski masih berusia junior, tetap tidak diizinkan membela klub asal pada kejuaraan Pembangunan Jaya Cup.
Lalu, mengapa Mutiara Cardinal mampu melakukannya, dua kali juara secara beruntun? Padahal, banyak anggota skuat juara pada 2013 sekarang tak membela lagi klub lamanya?
"Kami bisa berhasil karena proses regenerasi yang berjalan baik. Inilah salah satu kunci sukses Mutiara Cardinal tampil sebagai juara tahun ini," sebut Kabid Binpres PB Mutiara Cardinal, Umar Djaidi.
Ya, tidak salah. Skuat juara 2013 seperti Firman Abdul Kholik di tunggal putra dan Gregoria Mariska (tunggal putri) memang tidak bisa membela klubnya karena sudah direkrut ke pelatnas. Namun, pemain penggantinya sudah mengantri.
Setelah Firman ke pelatnas, stok pemain tunggal putra Mutiara Cardinal masih melimpah. Di sini masih ada Vega Vio Nirwanda, Panji Ahmad Maulana, M. Shulton Al Hakim, Eska Rifan Jaya, Enzi Shafira, dkk. Begitu pula di tunggal putri, masih ada Linda Mutiara Pertiwi.
"Stok pemain kami memang banyak, sehingga untuk urusan regenerasinya tidak masalah. Kami masih akan terus melahirkan pemain-pemain andal ke pelatnas," tambah Umar.