Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Di tengah ambisi untuk membentuk tim yang solid untuk Liga Super Indonesia 2015, Persija berniat melakukan cuci gudang untuk menyiapkan skuat yang lebih apik.
Tak tanggung-tanggung, manajemen berencana hanya mempertahankan 6-7 pemain dari skuat LSI 2014. Pemain tersebut yang dinilai memberikan kontribusi maksimal dari rapat evaluasi.
Manajemen menginginkan pemain yang telah matang dan siap mempersembahkan target juara untuk Macan Kemayoran. Kebijakan itu yang bisa menjadi tembok besar bagi pemain usia muda Persija yang ingin menembus tim senior.
Ratusan pemain dari kompetisi internal Persija masih belum mempunyai akses mulus untuk berkiprah di tim utama. Manajemen mengakui masih perlu membenahi kompetisi usia dini di Persija atau pada umumnya di Jakarta agar bisa menelurkan pemain yang bertalenta.
"Semula sejak saya menjadi Presiden Persija, satu hal yang saha ingin benahi adalah pembinaan usia dini. Kami seperti klub-klub di Eropa yang memaksimalkan pemain binaan kami. Namun, rencana itu masih sulit terealisasi. Pembinaan usia muda di Jakarta masih tertinggal dibandingkan daerah lain," ucap Ferry.
Jakarta dinilai masih kurang aktif dalam menggelar turnamen usia muda seperti Jawa Timur. Jatim yang dikenal sebagai gudangnya pesepak bola memang lebih konsisten dalam memutar roda kompetisi.
"Jadi memang harus ada reformasi pembinaan. Kami di Persija sedang proses ke arah itu lewat kompetisi internal Persija. Bahkan kini pesertanya tidak hanya dari Jakarta, tetap dari luar Jakarta banyak ikut," ungkapnya.
Kondisi belum maksimalnya pembinaan usia muda Persija terlihat dari minimnya pemain jebolan kompetisi internal Persija di skuat LSi 2014. Hanya ada satu nama yang berhasil menembus tim senior, yakni penjaga gawang Adixi Lenzivio.
Akan tetapi, nasib Adixi pun tidak bisa dikatakan beruntung. Pada musim ini ia hanya dipercaya tampil satu kali, saat menang atas Persita 4-0 (12/6). Pemain yang memperkuat Menteng FC kala tampil di kompetisi internal Persija mengalami penurunan jumlah pertandingan. Di musim sebelumnya, ia dipercaya tampil di tujuh pertandingan.
Sebenarnya bila bicara sepak bola nasional, putra asli Jakarta cukup gemilang. Sebut saja ada Rachmat Afandi yang kini menjadi striker Persija. Ia sempat menjadi skuat timnas U-16 di Piala AFF U-16 2000. Selain itu ada Andritany Ardhiyasa dan Kurnia Meiga yang merupakan produk asli Jakarta. Namun, mereka dibina di Diklat Ragunan. Pencapaian mereka menjadi indikator bahwa ada bakat yang harus dikembangkan di pesepak bola muda di Jakarta.