Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tiga wakil Jatim di babak 12 besar Divisi Utama 2014 terkapar. Peluang mereka melangkah ke putaran delapan besar makin menipis setelah hasil buruk di kandang pada laga kemarin.
Persebo dan Persewangi dari empat pertandingan fase ini belum pernah sekali pun meraih kemenangan. Hanya Persinga yang telah merasakan tiga poin dan dua kali seri saat ditahan imbang Pusamania Borneo FC (PBFC) 1-1 di Stadion Ketonggo Ngawi, Selasa (16/9) lalu. Satu angka juga didapat anak asuh Putut Wijanarko kala bertandang ke markas Persiwa di Wamena.
Kesempatan Persebo dan Persewangi jelas sudah sirna karena selisih poin dengan dua tim papan atas sangat jauh.
“Materi kami berkurang setelah pemain asing dicoret. Jadi kami hanya mengandalkan potensi lokal. Toh pemain asing lalu kualitasnya tak lebih baik dibanding yang lokal. Daripada membuang dana sia-sia maka kami optimalkan kekuatan yang ada. Meskipun resikonya kami kalah bersaing di babak ini,” kata Bambang Sumantri, pelatih Persebo.
Manajer Tim Persewangi Hari Wijaya juga menyadari kondisi internal klubnya. Dari sisi materi pemain, tim berjuluk Laskar Blambangan ini masih mumpuni dengan dua legiuner asingnya.
“Namun kondisi finansial berpengaruh besar terhadap kinerja pemain di lapangan. Apalagi kami juga sempat tak berangkat ke Papua yang otomatis memberi poin gratis kepada Persigubin. Ini pengalaman pertama kami berkiprah di babak ini. Kami akan perbaiki musim depan,” janji Hari Wijaya.
Laskar Ketonggo—sebutan Persinga—sebenarnya masih berpeluang ke delapan besar. Tim yang dimanajeri Dwi Rianto Jatmiko ini menempati peringkat ketiga dengan poin lima. Grup ini dikuasai PBFC dengan koleksi sepuluh angka, posisi kedua ditempati Persiwa dengan tujuh poin.
Dengan sama-sama menyisakan dua laga, peluang PBFC sangat besar. Sementara kursi runner-up akan diperebutkan Persiwa dan Persinga.
“Jika kami bisa memenangkan dua partai tersisa, total angka kami sebelas. Kami harus menang atas Persiwa dan Persebo. Pertandingan lawan Persiwa di Ngawi paling krusial. Jika salah satu partai draw, otomatis kami tersingkir. Makanya dua jatah tersisa harus kami menangkan,” sebut Dwi Rianto Jatmiko.