Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Brasil hancur lebur di Piala Dunia 2014 yang dihelat di rumah sendiri. Situasi itu diakui membuat pemain trauma.
Memang tidak semua personel skuat Selecao saat ini merasakan trauma setara. Barangkali hanya 10 pemain, yang bertahan dari skuat di PD 2014, punya tekanan dan beban mental luar biasa besar. Bareng Dunga, mereka ini memiliki tanggung jawab mengembalikan muka Brasil di mata dunia.
“Saya yakin semua orang tak akan berhenti bertanya apa yang terjadi saat bersua Jerman. Percayalah, kami semua juga tak bisa melupa-kannya,” kata Fernandinho, salah satu pemain starter di partai melawan Jerman itu, kepada Guardian.
“Dunga hanya berpesan, kami harus masuk lapangan dengan kepala tegak, lupakan masa lalu, dan tunjukkan jika kami memang pantas berada di skuat Brasil,” tutur Oscar, pencetak gol tunggal Selecao di kekalahan telak yang kini dijuluki Tragedi Mineirazo.
Brasil ingin bangkit. Motivasi membara Brasil saat meladeni Kolombia (5/9) membuat laga ini tak pantas lagi disebut persahabatan. Mereka memiliki ambisi buat mengalahkan Kolombia.
Ambisi besar ini berlaku dua arah. Kolombia memiliki dendam yang belum tuntas. Brasil merupakan tim yang menyingkirkan mereka di perempat final PD 2014.
Brasil menang 2-1, tetapi partai itu jadi awal bencana. Bek Kolombia, Juan Zuniga, mencederai Neymar cukup parah. Tanpa Neymar, Brasil remuk di tangan Jerman dan Belanda.
Neymar kini berlatih lagi dan berpotensi dimainkan Dunga. Begitu juga dengan Zuniga yang tetap dibawa pelatih Jose Pekerman. Reuni dua pemain ini pasti menjadi bumbu kontroversi tambahan.