Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tampil di Liga Champion (LC) sudah sejak lama menjadi obsesi Tottenham Hotspur. Demi merebut satu tiket partisipasi ke kompetisi paling elite benua Biru itu, tenaga, pikiran, maupun materi telah banyak dikorbankan.
Hanya, kenyataan berkata lain. Sejak era LC dimulai pada 1992, hanya sekali Spurs mentas di babak utama. Partisipasi pertama dan terakhir The Lilywhites di pentas LC adalah pada 2010/11. Kala itu mereka melaju sampai ke fase perempat final.
Keglamoran dan gelimang euro yang dijanjikan LC memang menjadi magnet kuat bagi klub-klub Eropa. Kala masih menukangi Southampton musim lalu, Manajer Spurs, Mauricio Pochettino, mengutarakan bahwa tampil di LC selalu menjadi targetnya. Sebaliknya, ia menyebut Liga Europa (LE) sebagai kompetisi yang “membunuh”.
Menurut pelatih Argentina itu, kewajiban tampil di LE bisa membuat sebuah klub kehabisan bensin di kompetisi domestik. Namun, sikap skeptis Pochettino terhadap LE sontak musnah pada musim ini.
“Liga Europa sekarang adalah kompetisi yang berbeda. Kenapa demikian? Jika memenanginya musim lalu Anda tak akan mendapatkan apa-apa, cuma sebatas trofi. Namun, Liga Europa kini memungkinkan tim Anda bermain di Liga Champion,” kata eks pelatih Espanyol dan Southampton itu kepada The Independent.
Ya, aturan baru UEFA menyatakan bahwa juara LE 2014/15 berhak mentas di LC 2015/16 setidaknya mulai babak play-off. Jika slot juara bertahan LC tak digunakan, kampiun LE bahkan langsung bisa tampil di fase grup.