Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Jerman vs Argentina: Pembalasan Bisa Hambar

By Rizki Indra Sofa - Rabu, 3 September 2014 | 22:55 WIB
Tim Nasional jerman (Getty Images)

Laga uji coba antara Jerman vs Argentina, yang rencananya digelar pada Rabu (3/9), sudah ditentukan pada akhir Maret alias tiga bulan sebelum Piala Dunia 2014 bergulir.

Bisa jadi saat itu kedua kubu sekali pun tidak akan berani memprediksi duel uji coba ini merupakan partai ulangan final PD Brasil, yang dimenangi Tim Panser. 

Memang tak ada titel atau trofi yang dipertaruhkan, tetapi bukan berarti kedua negara tak menyeriusi laga ini. Pelatih Tim Panser, Joachim Loew, membawa 18 pemain berstatus juara dunia plus beberapa muka baru yang melewatkan Brasil 2014, seperti Mario Gomez.

Memang tak semua pemain bisa tampil. Mesut Oezil, Mats Hummels, Jerome Boateng, Bastian Schweinsteiger, hingga Sami Khedira, dikabarkan tidak bisa bermain karena cedera.

Begitu juga dengan Lionel Messi, Ezequiel Garay, Maxi Rodriguez, dan Rodrigo Palacio di Argentina. Mereka diragukan bisa merumput akibat problem cedera. Wajar kalau tajuk revans yang disisipkan banyak media di laga ini berpotensi berakhir hambar karena kedua negara minim pemain bintang.

Loew sendiri tidak peduli. Ia punya agenda sendiri untuk laga uji coba ini, yakni memper-siapkan tim buat duel pertama kualifikasi Piala Eropa 2016 vs Skotlandia pada Minggu (7/10). Setelah berstatus juara dunia, Loew ingin juara Eropa. 

Partai melawan Argentina ini menjadi langkah pertama dari ambisi besar Tim Panser menduetkan gelar juara dunia dengan titel Piala Eropa, seperti yang sukses dilakukan Spanyol, negara dominan sepak bola dalam enam tahun terakhir.

“Saya punya respek besar buat Argentina. Mereka bakal datang dengan motivasi dan siap memberikan segalanya di atas lapangan. Laga ini menjadi tes berat untuk mengukur level dari era baru Jerman,” ungkap Loew di ESPN.

“Juara dunia itu sudah masa lalu. Sekarang kami ingin juara Eropa. Tapi, sebelum itu, kami harus bisa lolos dulu ke Prancis 2016,” katanya.