Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Perjuangan keras membawa Radamel Falcao menjadi pesepak bola nomor satu di Kolombia. Bahkan setelah sukses pun, sifat pekerja kerasnya tak hilang.
Setelah mengalami robek anterior ligamen lutut kiri saat membela Monaco di pentas Piala Prancis, 23 Januari 2014, Falcao mati-matian memulihkan diri. Beragam upaya dilakukan striker Kolombia itu agar bisa kembali ke permainan terbaik.
Aktivitas Falcao selama masa pemulihan sangatlah teratur. Di pagi hari ia berlari, berlatih di gym, dan mengakhirinya dengan tidur pada pukul enam sore. Membosankan dan melelahkan. Namun, El Tigre tak pernah merasa lelah untuk melakoni itu semua.
"Sangat melelahkan di setiap pagi,"ujar Herbert King, paman Falcao.
"Dia berlari antara 9 dan 10 kilometer, berlatih di gym selama satu jam untuk pemulihan latihan, fisioterapi, merasakan kesakitan, makan siang di rumah, tidur siang, terapi lagi, berenang selama dua jam, pulang, makan malam, sedikit menonton televisi, berbicara dengan keluarga, dan kemudian tidur," imbuhnya.
King pernah meminta Falcao untuk santai dan melupakan aktivitas olah raga selama satu hari penuh. Akan tetapi, si pemain menolak.
"Kalau Anda lelah, jangan berlatih hari ini," kata King, menirukan ucapannya kepada Falcao.
Kerja keras Falcao akhirnya membuahkan hasil. Eks pilar Porto itu pulih dan sudah kembali ke lapangan ketika Monaco seri melawan Valencia 2-2 di ajang pramusim.