Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Persib Ke Brunei Dengan Prihatin (3)

By Caesar Sardi - Selasa, 11 Maret 2014 | 20:05 WIB
Meski dalam gambar terlihat Ajat Sudrajat (depan) berhasil membuat John Lesnusa terduduk, tetapi secara keseluruhan Ajat gagal mengangkat timnya. (Dok. Mingguan BOLA)

Hanya terpaut seminggu menjelang keberangkatannya ke Brunei Darussalam, Persib Bandung yang mewakili Indonesia dalam Pesta Sukan II, masih tetap memprihatinkan. Beberapa bekas pemain nasional yang kebetulan berasal dari Persib, mengutarakan pendapatnya itu pada BOLA, Sabtu dan Minggu lalu di Bandung.

Walikota Bandung, Ateng Wahyudi yang menjabat sebagai Ketua Umum Persib, juga mengatakan dirinya cukup was-was. "Ini tidak lain karena dua pemain handal kami yakni Adeng Hudaya dan Robby Darwis sedang bergabung dengan tim nasional," tukasnya.

Kemelut?

Sedangkan menurut bekas pengurus Persib yang tidak mau disebut namanya, saat ini di tubuh perserikatan tersebut sedang terjadi kemelut. "Bagaimana tidak jadi kemelut, begitu kita juara semuanya langsung lupa diri. Tidak ada persiapan lain. Tidak ada latihan-latihan berarti. Padahal saya bersama rekan-rekan dari bidang teknik sudah meminta untuk tetap menyiapkan tim yunior, tetapi kelihatannya tidak ada tanggapan. Akibatnya begini," ujar sumber itu.

Kemudian sumber itu juga mengatakan, Persib yang ada sekarang ini boleh dibilang dikuasai oleh orang-orang yang tidak mengerti sepakbola. "Yah, dikuasai oleh oknum-oknum dari instansi pemerintah deh. Ini jelas, coba saja semua kegiatan selalu harus melalui kantor Pemda. Padahal yang mengerti bola itu kan orang-orang Persib," katanya lagi.

Hal ini menurut pengamatan BOLA, memang terasa seperti ada hambatan. Banyak bekas pemain Persib yang justru berbaur di ujung-ujung lapangan ketika berlangsungnya pertandingan persahabatan, baik ketika melawan Persitara maupun Pardedetex Indonesia All Stars.

Biasanya kekompakan tim dari daerah ini sangat solid sekali, seperti terjadi di masa lalu. Namun benar atau tidaknya terjadi kemelut, BOLA sendiri sulit memperoleh keterangan resmi. Tetapi memang sangat disayangkan hal itu harus terjadi justru di saat Persib harus memperlihatkan prestasinya di tingkat internasional.

PIAS

Melawan Pardedetex Indonesian All Stars (PIAS) yang notabene berusia jauh di atas para pemain Persib, tim kebanggaan kota kembang itu memang tidak berkembang. Bahkan pemain-pemain berusia senja itu jauh lebih leluasa memainkan bola dengan manis.

Baik dalam bertahan maupun keluar menyerang, Persib yang diperkuat Yusuf Bachtiar gelandang Perkesa 78 Sidoarjo, sangat monoton. Tidak ada satu serangan yang mampu benar-benar menusuk pertahanan PIAS yang dikawal kuartet Simson Rumahpasal, Herry Kiswanto, Renny Salaki, dan Johanes Auri. Kalau pun ada, semua mentah di hadapan kuartet itu.

Tidak hanya itu, stamina PIAS yang kebetulan baru datang dua jam sebelum bertanding, juga tidak dapat dimanfaatkan para pemain Persib. Kalau saja wasit Solihin Sakti tidak banyak membantu dengan selalu membuat offside meski seharusnya tidak demikian, Persib sudah barang tentu akan bernasib lain dan hasil pertandingan tidak 0-0.

Tetapi seperti yang dikatakan Herry Kiswanto, mudah-mudahan Persib akan membuat kejutan seperti Maroko di Piala Dunia Meksiko.

(Penulis: Mahfudin Nigara, Agus Arjito, Mingguan BOLA Edisi No. 124, 11 Juli 1986)