Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Timnas U-16: Bagus Awalnya Terjungkal Akhirnya (1)

By Caesar Sardi - Selasa, 25 Februari 2014 | 15:05 WIB
Ledakan kegembiraan tim Muangthai. (Dok. Mingguan BOLA)

Barangkali memang sedang musim gagal. Belum lama kita menelan kegetiran atas kegagalan regu Piala Uber dan Thomas, kesebelasan nasional 16 tahun ke bawah yang hanya membutuhkan satu angka saja dengan bermain seri untuk menjuarai grup VII Piala Kodak, juga gagal.

Tapi semua itu tidak cukup untuk merebut tiket ke babak berikutnya. Sialnya penghalang tersebut Muangthai yang hingga saat ini masih meninggalkan coreng kotoran di wajah persepakbolaan nasional dengan kasus 0-7 di SEA Games, Desember lalu.

Menurut pelatih tim Muangthai, Somchart Yimsiri, para pemain Indonesia memang berada di persimpangan. "Ini tidak lain lantaran kemenangan besar yang telah mereka capai dalam dua pertandingan sebelumnya. Mereka pasti tidak bisa berkembang lantaran beban mereka jauh lebih besar," katanya.

Sementara pasukan gajah putih itu sendiri, kata Somchart, sudah diinstruksikan terus main dengan teknik sapu bersih. "Yang kami takutkan justru peranan wasit. Ternyata wasit Filipina itu benar-benar buruk. Beruntung Tuhan masih bersama kami dan kami dapat memenangkan perang tak berimbang itu," lanjutnya.

Berat Sebelah

Melihat penampilan wasit Reyes dari Filipina, orang sudah dapat merasakan begitu berat sebelah kepemimpinannya sejak awal pertandingan. Hal ini justru membahayakan konsentrasi para pemain Indonesia. Untuk itu, Ibrahim Lestaluhu yang sebenarnya mampu menerobos pertahanan Muangthai yang dikawal Pakpom Nopparat, menghentikan langkahnya dan langsung mengangkat tangan ke atas karena melihat salah seorang pemain Muangthai menyentuh bola. Sekali itu Reyes tak menggubrisnya dan hilanglah peluang mencetak gol.

Berbicara soal wasit, di Muangthai pun kasus serupa sering menimpa kita. Tapi perbedaannya, di sana pemain-pemain tuan rumah mampu benar-benar membuat dan memanfaatkan keadaan. Terakhir menimpa tim Liga Selection yang saat ini boleh dibilang berintikan pemain-pemain potensial.

bersambung

(Penulis: Mahfudin Nigara, Mingguan BOLA Edisi No. 115, 10 Mei 1986)