Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
merta membuatnya lempar handuk.
Curutchet yakin laga semifinal II yang digelar di Stadion Centenario, Montevideo, Selasa (29/7), bakal digunakan oleh anak asuhnya guna membalikkan keadaan. Pelatih berusia 53 tahun itu berkaca pada pertandingan babak 16 besar versus The Strongest tiga bulan lalu.
Kala itu, Defensor mengalami defisit dua gol akibat kalah 0-2 pada pertemuan pertama di markas The Strongest. Namun, klub berjuluk El Violeta tersebut mampu membalas dengan skor yang sama di kandang mereka.
Pertandingan pun berlanjut ke babak adu penalti. Di babak ini, empat penendang Defensor sukses menunaikan tugasnya dengan baik. Sedangkan kubu lawan hanya bisa memasukan dua gol. Hasil akhir 4-2 bagi kemenangan pasukan Curutchet.
“Kekalahan dari Nacional pantang disikapi secara negatif. Kami harus bermain seperti saat menyingkirkan The Strongest sebab kami sangat berambisi menembus partai final,” ujar Curutchet seperti dilansir El Observador.
Kiper Martin Campana turut menambahkan dengan meminta rekan-rekannya segera bangkit. Dalam pertandingan, pemain Defensor bermain buruk. Giorgian De Arrascaeta dkk. baru mengambil kendali permainan ketika lawan telah unggul dua gol.
“Sungguh pertandingan yang buruk. Mungkin inilah laga terburuk kami di Copa Libertadores. Tapi perjuangan belum berakhir. Masih ada satu kesempatan untuk memperbaiki kesalahan kami,” kata Campana.