Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
tatih, atau Ajax Amsterdam yang performa tengah di puncak?
Sudah 11 kali berjumpa, kedua tim mengklaim hasil yang seimbang. Baik Milan maupun Ajax sama-sama menang empat kali, sisanya berakhir seri. Ketatnya pertemuan kedua pihak juga ditandai catatan gol. Kecuali 1968/69 (Milan menang 4-1), keunggulan maksimum tim pemenang hanya terpaut dua gol.
Sepanjang keikutsertaan di Liga Champion, Rossoneri telah 11 kali menjamu tim dari Belanda, hasilnya tujuh kemenangan, satu seri dan tiga kekalahan. Sebaliknya, 19 kali bertandang ke Italia, Ajax hanya mampu menang empat kali, kalah 10 dan sisanya seri. Tiga kunjungan terakhir justru berujung kemenangan bagi de Godenzonen.
Perlu digarisbawahi, San Siro tidak ramah bagi para rival Liga Champion 2013/14. Di babak play-off, PSV Eindhoven dibungkam tiga gol tanpa balas. Celtic dibuat menelan dua gol, sementara Barcelona dipaksa puas pulang dengan satu poin.
Ajax belum berhasil menang di kandang lawan musim ini. El Barca memukul mereka 4-0, dan Celtic menang tipis 2-1.
Melihat statistik yang berimbang, konsistensi bisa menjadi penentu pertandingan krusial ini. Tim tamu unggul dalam hal tersebut. Sejak awal
November, tim besutan Frank de Boer belum terkalahkan di semua kompetisi. Sebaliknya, Milan masih mencari alur kemenangan. Pada rentang waktu yang sama, Mario Balotelli dkk. menghasilkan dua kemenangan, tiga seri dan satu kekalahan.
(Theresia Simanjuntak)