Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dua hari setelah laga terakhir J. League, sepak bola Jepang menggelar hajatan berupa 2013 J. League Awards. Acara ini jadi penegas identitas J. League sebagai bisnis hiburan.
Acara 2013 J. League, yang kali ini dilangsungkan di Yokohama Arena (10/12) pada dasarnya merupakan penutup liga. Namun, alih-alih hanya memberikan anugerah, J. League menggelar acara hiburan interaktif antara para pemain dan fan yang jadi penonton.
Di bawah guyuran permainan cahaya lampu yang berwarna-warni di tengah musik yang terus mengentak, acara yang dimulai pada pukul 18.00 waktu setempat ini dibuka dengan sesi J2 Exciting 22, pemilihan pemain terbaik J2. Most Exciting Goal dan Most Exciting Player di J2 adalah dua dari beberapa kategori yang diumumkan di sesi ini.
Setelah jeda selama 20 menit, di mana penonton disajikan video-video iklan para sponsor, acara sebenarnya dimulai.
Sesi kedua ini dibuka dengan masuknya para pemain perwakilan tim-tim kontestan J1. Setiap kontingen tim yang masuk selalu disambut sorakan fannya masing-masing yang aksinya tak terlalu beda dengan saat mereka menyaksikan pertandingan.
Selanjutnya adalah penyerahan trofi kepada juara musim ini, yang merebut gelar kedua berturutan, Sanfrecce Hiroshima. Pengumuman manajer terbaik, lapangan terbaik, klub dengan pembinaan pemain muda terbaik, hingga Fair Play Prize.
Ada satu keunikan dalam penyerahan anugerah di setiap kategori. Video sponsor terkait ditampilkan. Bahkan, di kategori Manajer Terbaik, sang penerima, hajime Moriyasu, manajer tim juara musim ini, Sanfrecce, seolah menyelipkan pesan sponsor dalam pidatonya. "Terima kasih, semoga saya bisa merekam banyak kenangan indah dengan klub saya menggunakan kamera ini," ujarnya sambil menyebut sebuah perusahaan produsen kamera, yang memberinya hadiah sejuta yen dan sebuah kamera DSLR model terbaru.
Tak hanya itu, ketujuh sponsor utama J. League bahkan ditampilkan dalam semua kategori utama. Pemain Muda Terbaik tampil di panggung bersama bungkus kudapan raksasa, sedangkan Pencetak Gol Terbanyak mendapat botol soda raksasa. Untung saja Senshuke Nakamura, sang Pemain Terbaik, tak diberi burger ekstra besar di panggung.
Terpancar pesan kuat dari acara ini: J. League adalah sebuah bisnis hiburan. Pesan itu juga yang selalu muncul dalam pertandingan-pertandingan di liga berusia 20 tahun ini. Memang untuk urusan pengemasan bisnis hiburan yang rapi, J. League sungguh ambisius... dan bisa melakukannya dengan baik.