Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Krisis Persijap: Tidak Transparan, Dana Distop

By Eko Widodo - Jumat, 30 Mei 2014 | 15:33 WIB
Johar Lin Eng, menilai manajemen sebelumnya tidak transparan. (Wiwig Prayugi)

M. Fauzan Jamal dkk. bak kehilangan induk karena selain tidak ada pelatih kepala, pembayaran gaji makin tersendat. Kondisi tidak kondusif mencapai puncaknya di jeda kompetisi. Sejumlah pemain yang tidak betah memilih hengkang.

Persijap sudah menjadi sorotan ketika LSI 2014 baru berputar. Ketika itu Persijap mendapatkan sanksi dari PSSI-PT LI hanya boleh menggunakan 18 pemain sebagai hukuman belum lunasnya tunggakan gaji pemain pada musim lalu.

Pertengahan Mei, beberapa hari setelah menunjuk Yudi Suryata menggantikan Raja, Basalamah memutuskan mundur dari jabatannya.

Hingga kini kondisi Persijap terkatung-katung. Sumber dana utama dari Johar sudah dihentikan oleh sang pemegang saham mayoritas.

“Saya hentikan karena saya menilai manajemen Persijap tidak transparan dalam pengelolaan keuangan. Saya tidak pernah mendapatkan laporan keuangan atau pertanggungjawaban yang menjadi kewajiban terhadap sponsor atau investor,” ujar Johar.

Pria yang juga tokoh sepak bola di Jateng itu menyesalkan sikap tidak responsif manajemen. Sampai sekarang Johar mengaku sulit menjalin kontak dengan manajemen klub, termasuk Basalamah.

Johar secara tegas tetap meminta pertanggungjawaban Rp3 miliar yang sudah dikucurkan. “Uang itu statusnya pinjaman. Apa yang saya lakukan bisa menjadi pelajaran agar manajemen tim mana pun tidak menyepelekan penyokong dana,” ucapnya.