Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Gagal Bersinar di India, PBSI Siapkan Evaluasi

By Tulus Muliawan - Rabu, 28 Mei 2014 | 17:45 WIB
Hendra Setiawan dkk. tak mampu memenuhi target di Piala Thomas-Uber. (AFP/Getty Images)

Uber tahun ini. Tim Thomas yang ditargetkan menjadi juara terhenti di semifinal, sedangkan tim Uber yang diharapkan masuk semifinal justru tumbang di perempat final.

Menurut Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, pihaknya akan segera melakukan evaluasi guna memperbaiki sejumlah hal yang selama ini menjadi kelemahan baik para pemain dari tim Thomas maupun Uber.

“Pemain kita bisa dibilang tidak ada killing shot. Bella lebih sering menunggu kesalahan lawan untuk mendapat poin, hal ini berbeda dengan di sektor ganda putra. Inilah yang mesti ditingkatkan lagi,” kata Rexy soal tim Uber.

“Pemain kita sudah berpengalaman semua tapi kok masih bilang tegang? Artinya mereka tak bisa menikmati pertandingan. Mereka bukan pemain baru, menurut saya ini bukan suatu alasan yang dapat diterima,” tutur Rexy.

Rexy juga menilai para pemain kurang memiliki jiwa petarung yang tinggi. Mental para pemain Thomas dan Uber tidak cukup tangguh untuk bersaing dengan tim-tim lain di New Delhi.

“Saya setuju apa yang disebutkan koh Christian (Hadinata) bahwa Indonesia perlu pemain yang berjiwa fighter, yang punya mental kuat," kata Rexy, mengamini ucapan Christian Hadinata.

"Lihat saja (Takuma) Ueda, dia belum pernah juara di turnamen super series, tetapi sekarang dia bisa dibilang seorang juara karena mengantarkan tim Jepang meraih Piala Thomas. Pemain seperti inilah yang harus kita cari, seorang fighter,” ujar Rexy.