Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
19 menjamu Myanmar pada 5 dan 7 Mei, timnas senior kontra Ajax (11/5), dan terakhir Garuda U-23 menghadapi Republik Dominika (15/5).
Timnas dari berbagai tingkatan itu mencapai berbagai hasil. Namun, ada satu kesamaan yang cukup kentara, yakni perihal jumlah penonton. Animo penonton Jakarta belum mampu mengisi SUGBK meski hanya separuhnya. Akibatnya, stadion terlihat sepi.
Ketua panpel Tigorshalom Boboy mengungkapkan animo terbesar penonton dicapai kala pertandingan timnas U-19 digelar. Ketika itu jumlah penonton mencapai 20-an ribu. Hanya, bila dibandingkan dengan kapasitas GBK, jumlah itu masih tergolong minim. Saat laga timnas U-23, jumlah penonton bahkan tidak lebih dari 2.000 penonton.
“Kami sudah prediksi hal ini karena penonton Jakarta lebih plural dan lebih menggemari pertandingan yang sifatnya turnamen bukan partai tunggal seperti halnya laga uji coba timnas,” kata Tigor.
Hal itu masih ditambah dengan daya beli warga Jakarta, khususnya Jakmania yang terbatas, mengingat mereka sudah habis-habisan mendukung Persija di LSI.
“Meski begitu, Jakarta akan tetap menjadi lokasi alternatif menggelar pertandingan timnas, tidak hanya di daerah,” ujar Tigor.