Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Jaap Stam sudah pensiun sebagai pemain sejak 2007. Laga terakhir bekas bek tengah timnas Belanda itu adalah menghadapi NEC bersama Ajax.
Pada 2008, ia bertugas buat Manchester United (klub yang ia bela pada 1998-2001) sebagai pemandu bakat. Wilayah tugasnya adalah Amerika Selatan.
Nah, pada 2011, ia kembali berurusan pada sisi teknis dengan menjabat sebagai asisten pelatih PEC. Mulai 2013/14, Stam menjadi asisten pelatih Frank De Boer di Ajax. Fokusnya ada di sisi pertahanan tim.
Secara total, sudah tiga tahun ia menjadi asisten pelatih dan sejauh ini masih menikmati pekerjaannya itu.
“Saya saya sangat menikmatinya. Saya sekarang merasakan pengalaman baru, yang berbeda dengan saat menjadi pemain. Dulu saya hanya memikirkan bagaimana saya tampil baik buat tim. Sekarang tentu saya memantau agar semua pemain sanggup tampil bagus,” kata pria berusia 41 tahun itu ketika ditemui BOLA dalam acara meet and greet tim Ajax di Grand Indonesia, Selasa (13/5).
Apa tugas terpenting sebagai pelatih? “Saya harus bisa mengembangkan para pemain, bukan hanya dari sisi teknis, juga dari sisi pemain sebagai manusia. Rasanya menyenangkan bisa melihat pemain menerima saran dan menjadi pemain yang lebih baik. Tak hanya itu, Anda juga merasakan pengembangan dalam diri sendiri,” ucap Stam lagi.
Pertanyaan besarnya tentu tentang ambisi menjadi pelatih utama, termasuk target masa depan. Terlebih sejak Clarence Seedorf menjadi pelatih Milan, ia sudah beberapa kali digoda untuk pindah.
“Saya punya ambisi menjadi pelatih utama. Milan? Ya mereka adalah tim hebat. Anda tidak tahu apa yang akan terjadi dalam beberapa hari atau beberapa bulan ke depan. Tentu sebuah tawaran besar bisa berkarier di Milan. Namun, kadang ada baiknya saya menikmati waktu dengan tidak membuat keputusan terburu-buru,” katanya.