Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sebagai mantan pemain kelas dunia, Marcos Evangelista de Moraes atau Cafu tentu memiliki banyak pengalaman indah dan pahit. Salah satu yang paling buruk ternyata ada di final Liga Champion menghadapi Liverpool di Atatürk Olympic Stadium, Istanbul, pada musim 2004/05.
Cafu menilai pertandingan ini adalah momen paling buruk di sepanjang 18 tahun kariernya. Pasalnya, mantan bek kanan berusia 43 tahun yang saat itu masih membela AC Milan, merasa sudah sangat dekat dengan trofi Liga Champion yang sudah lama ia idamkan.
"Kami tidak ingin menjadi sombong, tapi saya akan berbohong kalau mengatakan kami tidak memiliki perasaan bahwa itu (gelar) sudah sangat dekat. Itu adalah final Liga Champion melawan Liverpool, kami menang 3-0 pada babak pertama, dan jelas Anda bisa lebih santai di babak kedua," tutur Cafu kepada ESPN.
"Kami memiliki rasa takut karena mereka mencetak gol pertama dengan cepat. Kemudian yang kedua bahkan lebih cepat lagi. Ketika kami telah sadar, skor sudah sudah 3-3. Itu adalah kejutan terbesar dalam karir saya, terutama dengan tim Milan yang kami miliki."
"Dua tahun kemudian, final yang lain, dan Liverpool lagi, kami berhasil mencetak gol pertama dan saya pikir: 'Sial, kami tidak boleh tergelincir lagi saat ini'. Dan akhirnya kami berhasil menaklukkan Liga Champion," lanjutnya.