Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Stade de France bakal menjadi saksi duel antara dua tim asal region Bretagne: Rennes vs Guingamp.
Sekilas laga final itu bakal terkesan kurang gereget lantaran Rennes serta Guingamp pada musim ini cuma berkutat di papan tengah-bawah Ligue 1. Dua tim itu saling beriringan di tangga ke-15 dan 16 klasemen.
Kendati demikian, sentimen kedaerahan bakal memastikan laga ini tetap berlangsung panas. Rennes adalah ibu kota region Bretagne. Mereka kerap dianggap sebagai representasi utama Bretagne di kompetisi tertinggi Prancis.
Sebaliknya, Guingamp merupakan tim pinggiran dengan bujet operasional hanya 22 juta euro atau setengah dari anggaran Rennes. Julukan Les Paysans alias Si Petani yang mereka sandang secara jelas menggambarkan status Guingamp.
Namun, Si Petani tak selamanya berada dalam posisi yang lebih inferior dibandingkan sang tetangga. Pada 2009, Guingamp, yang masih bermain di Ligue 2, menaklukkan Rennes 2-1 di final Piala Prancis. Kejadian itu menjadi semacam alarm bagi pasukan Rennes.
“Di partai final, tak ada status favorit. Peluang kedua tim tetap 50-50. Guingamp justru memiliki keuntungan moral sebab mereka juga sempat dua kali mengalahkan kami pada musim ini,” kata pelatih Rennes, Philippe Montanier, di BFMTV.
Iming-iming tiket kelolosan langsung ke fase grup Liga Europa 2014/15 bagi kampiun Piala Prancis dipastikan bakal menambah aroma kesengitan laga bertajuk derbi Breton ini.
Sumber: Harian BOLA (Penulis: Sem Bagaskara)