Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

83 Pemain Terkemuka Timnas Indonesia (27)

By Caesar Sardi - Senin, 28 April 2014 | 16:25 WIB

Putih di berbagai ajang antarnegara. Tiap masa dan periode memiliki tingkat kesuksesan sendiri. Di sini FourFourTwo Indonesia memilih 83 serdadu sepak bola Indonesia yang kami anggap terkemuka. Tak ada metode khusus untuk menentukan siapa yang mesti masuk dalam daftar ini. Hanya rasa hormat yang dalam yang jadi landasannya.

(79) Chaerudin Siregar

Ia adalah bek yang beridiri di depan Saelan pada era 50-an. Pemain Persija ini. Bersama Anas dan Sardjiman, Chaerudin ikut mengamankan gawang Indonesia yang dikawal Saelan atau Paidjo, deputinya. Ketika menghadapi Uni Soviet dalam laga legendaris yang berakhir 0-0, Chaerudin berduet dengan Mohammad Rasjid di jantung pertahanan Merah-Putih.

Meski bek, Chaerudin bisa mencetak gol. Dalam tur Timur Jauh pada 1953, Chaerudin menyumbang satu gol.

(80) M. Sidhi

M. Sidhi dianggap banyak orang sebagai kapten timnas Indonesia pertama pascaproklamasi. Pemain Surabaya ini memimpin timnas Indonesia dari 1950 sampai 1952. Pada 1953, M. Sidhi masih ikut dalam tur Timur Jauh pada 1953 dan Asian Games 1954, tapi saat di Olimpiade 1956, ia sudah tak diturunkan.

(81) Aples Tecuari; Papua, 21 April 1973

Bek tengah produk Primavera ini lumayan lama membela timnas. Ketenangannya membuat publik menyukai kinerjanya. Ia sempat mencetak gol dalam kualifikasi Piala Dunia 2002 melawan Kamboja, yang dimenangi Indonesia 6-0.

(82) Kurnia Sandi; Semarang, 24 Agustus 1975

Kiper lulusan Primavera ini juga tak terlalu lama membela timnas. Meski sempat menjadi andalan, kariernya sempat terhambat cedera, terutama yang ia alami di Piala Asia 1996.

(83) Anang Maruf; Surabaya, 28 Mei 1976

Salah satu jebolan Primavera. Ia tak terlalu lama membela timnas. Namun, bek sayap yang rajin membantu serangan ini menjadi anggota timnas yang memperoleh perah dan perunggu di SEA Games 1997 dan 1999. Anak juga dikenal sebagai pemain yang sangat teknis.

tamat

(Penulis: Achmad Lanang, Martinus Raya Bangun, Majalah Four Four Two Edisi April 2013)