Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Play (FFP). Manchester City merupakan salah satu klub yang dianggap gagal melaksanakan FFP.
Aturan tersebut mewajibkan klub-klub lebih bijak dalam mengendalikan keuangan sehingga tidak terancam pailit. UEFA menghendaki agar dana belanja tidak lebih besar dari pemasukan klub.
Badan sepak bola Eropa itu sudah memberi kelonggaran pada musim 2011/12 dan 2012/13, di mana klub-klub diizinkan merugi maksimal 45 juta euro (723,4 miliar rupiah) per musim. Namun, batas defisit bakal semakin kecil dari 2015 hingga 2018, yakni 30 juta euro (482,3 miliar rupiah).
Terkait City, mereka diketahui mengalami kerugian dalam dua musim terakhir hingga mencapai 181,6 juta euro.
Bila hasil penyelidikan membuktikan Manchester Biru memang tersandung FFP, sanksi berat menanti. Sempat tersiar dugaan bahwa salah satu hukuman yang bisa dijatuhkan kepada City adalah dilarang tampil di Liga Champion musim depan.
Akan tetapi, rumor tersebut dibantah oleh President UEFA, Michel Platini.
"Keputusan-keputusan pertama akan diumumkan pada awal Mei. Tapi, jika Anda mengharapkan keputusan tersebut memicu pertumpahan darah dan air mata, Anda bakal kecewa. Memang, akan ada hukuman berat, tapi bukan mendiskualifikasi klub dari kompetisi Eropa," ucap Platini di surat kabar Prancis, Le Parisien.
City boleh saja sedikit bernafas lega. Namun, ancaman lain masih menghantui jawara EPL 2011/12 itu, semisal embargo transfer alias larangan untuk berbelanja pemain kala bursa transfer dibuka.