Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
19 tidak membuat Rudy Eka Priyambada (31) berhenti mencari tantangan baru. Mulai musim ini, Rudy mendampingi pelatih Stefan Hansson di Mitra Kukar sebagai asisten pelatih bersama Sukardi Kardok.
Pemegang lisensi kepelatihan B AFC itu senang karena harapannya melatih klub LSI terwujud. "Bukan saya tidak betah bersama timnas U-19, tetapi saya ingin mengembangkan pengetahuan yang saya miliki. Saya punya ilmu kepelatihan sehingga begitu ada tawaran bergabung di Mitra, saya terima," ujar Rudy.
Di timnas U-19 Rudy bertindak sebagai analis teknik, yakni membantu pelatih Indra Sjafri dengan mengumpulkan data-data mengenai kelemahan dan kekuatan tim lawan. "Saya membantu sejak timnas U-19 masih di level timnas U-17," ucapnya.
Sebagai analis pertandingan, Rudy dan rekannya lantas membuat sebuah software khusus bertajuk Soccer Analysis. Melalui perangkat lunak ini setiap orang bisa mencatat dan menghitung beberapa varian penting dalam hal teknis baik secara personal pemain maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim.
Varian itu di antaranya, tendangan tepat ke sasaran, tendangan melenceng, operan berhasil, dan sebagainya. "Satu hal yang membedakan program ini dengan yang lain adalah siapapun bisa mengaksesnya dengan mudah. Pemain, pelatih, atau tenaga lain yang tidak membutuhkan skill khusus bisa menggunakan software ini," kata eks pelatih klub Monbulk Rangers di Melbourne, Australia itu.
Rudy menambahkan ia mempersilahkan software itu untuk dimiliki pihak-pihak yang membutuhkan, seperti kalangan pelatih sekolah sepak bola. Hal itu dilakukan karena pria kelahiran 5 Desember itu ingin pelaku sepak bola bisa memanfaatkan apa yang dihasilkannya.
"Software ini sangat simpel namun manfaatnya besar. Bagi yang tertarik silakan menghubungi saya. Saya akan memberikan panduan dan penjelasan yang diperlukan," ujar Rudy.