Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

83 Pemain Terkemuka Timnas Indonesia (6)

By Suryo Wahono - Selasa, 15 April 2014 | 16:25 WIB

Putih di berbagai ajang antarnegara. Tiap masa dan periode memiliki tingkat kesuksesan sendiri. Di sini FourFourTwo Indonesia memilih 83 serdadu sepak bola Indonesia yang kami anggap terkemuka. Tak ada metode khusus untuk menentukan siapa yang mesti masuk dalam daftar ini. Hanya rasa hormat yang dalam yang jadi landasannya.

(16) Ronald Hermanus Pattinasarany; Makassar, Sulawesi Selatan, 9 Februari 1949

Pelatih timnas yang memiliki sentuhan hebat di sepak bola Indonesia, Wiel Coerver, memang tidak menyertakan Ronny Pattinasarany dalam skuad asuhannya di pra-Olimpiade 1976. Nama Ronny hanya sempat menghiasi dalam daftar pemain yang ikut dalam seleksi. Kegagalan tersebut tak membuat Ronny patah semangat. Setelah itu, ia justru bersinar timnas SEA Games 1979 dan 1981.

(17) Junaedi Abdillah; Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat, 21 Februari 1948

Meski bukan seorang pemain depan, Junaedi Abdillah termasuk salah satu mesin gol timnas di ajang Pra-Olimpiade 1976. Putra seorang veteran bola yang bernama Abdillah Seman ini sempat mencetak hattrick kala timnas bersua Papua Nugini.

Pada laga berikutnya, pergerakan Junaedi juga kerap merepotkan barisan pertahanan Korea Utara meski akhirnya timnas kalah tipis 1-2. Junaedi juga sempat memiliki kesempatan untuk menuntaskan dendamnya kepada Korut kala sukses melakoni tugas sebagai eksekutor kedua di babak adu penalti. Sayang, timnas akhirnya harus kalah 4-5.

(18) Risdianto; Pasuruan, Jawa Timur, 3 Januari 1950

Risdianto adalah ujung tombak Indonesia di ajang Pra-Olimpiade 1976. Di eranya, ia dikenal sebagai penyerang yang tajam, memiliki naluri gol tinggi dan memiliki tendangan keras dan akurat. Ia tampil bagus dan meraih beberapa peluang di laga pembuka melawan Singapura.

Ia turut menyumbang satu gol lewat sepakan jarak jauh kala timnas melumat Papua Nugini. Setelah itu, ia juga sempat membuat gol penentu kemenangan saat bersua Malaysia di laga pamungkas fase grup. Gol tersebut juga semakin terasa manis karena menjadi penentu kelolosan Indonesia ke partai final.

Sayang di laga puncak, Risdianto gagal mencetak gol karena mendapat pengawalan cukup ketat dari lawan.

bersambung

(Penulis: Achmad Lanang, Martinus Raya Bangun, Majalah Four Four Two Edisi April 2013)