Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
GOR Banda Baru Batam tak hanya menjadi saksi perjuangan para pebulu tangkis dari seluruh Tanah Air pada seri kedua Djarum Sirkuit Nasional 2014. Di luar lapangan, ada beberapa peristiwa unik yang mewarnai turnamen tersebut.
Panitia Djarum Sirnas Kepri Open mengerahkan siswa-siswa SMKN 1 Batam untuk menjadi hakim garis. Uniknya, kebanyakan dari mereka justru menggeluti olah raga sepak bola. Untuk menjadi hakim garis di turnamen tersebut, mereka diberi pelatihan khusus selama satu pekan oleh PBSI Kota Batam. Mereka pun sudah lebih paham karena sering menonton pertandingan bulu tangkis.
“Kami memang suka olah raga. Kalau bulu tangkis kan sudah umum dan peraturannya simpel. Kami juga terbantu karena sering menonton pertandingan. Saya juga bermain bulu tangkis di sekolah karena jadi olah raga wajib,” kata Arbi Setiawan, siswa kelas 2 jurusan teknik mesin.
Bagi pelajar-pelajar tersebut, yang paling sulit menurut Arbi ialah menjaga konsentrasi. Salah sedikit saja, tentu bisa runyam. Untungnya, mereka bisa profesional meski baru pertama kali bertugas di turnamen besar. Untuk menjadi hakim garis, selama sepakan mereka juga absen sekolah. Pihak sekolah memberikan dispensasi karena diminta langsung oleh PBSI Kota Batam. Asyiknya, mereka mendapatkan honor yang cukup menggiurkan untuk anak sekolah.
“Lumayan deh, saya menunggu besok. Tapi, belum tahu dapat berapa. Saya dengar sih lumayan,” tutur Arbi.