Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Wakil Maladewa di babak penyisihan Grup F AFC Cup, Maziya Sports and Recreation akan menghadapi Arema Cronus di Stadion Kanjuruhan, Selasa (1/4). Sepak bola di Maladewa ternyata tidak bisa diandalkan sebagai mata pencaharian utama karena pendapatannya yang kecil.
Gaji para pesepakbola profesional di Maladewa ternyata tidak berbeda jauh dengan upah minimum regional di DKI Jakarta. Rata-rata para pemain di sana hanya mendapat bayaran sebesar 3000 Rufiyaa atau sekitar 2,4 juta rupiah.
Jumlah tersebut jauh lebih kecil dari rata-rata pendapatan masyarakat Maladewa sebesar 8 juta rupiah. Itulah yang menjadikan sepak bola hanya sekedar pekerjaan sampingan karena sebagian besar pemain memiliki pekerjaan utama lain.
”Hampir semua pemain yang kita punya, bekerja di pemerintahan dan perusahaan-perusahaan,” kata Media Officer Maziya S&R Ibrahim Waheed, kepada kontributor Bolanews, Iwan Setiawan.
”Di semua klub Maladewa seperti itu. Sepak bola itu adalah pekerjaan kedua. Bahkan, dianggap juga sebagai hobi atau passion saja,” kata pemain berwajah garang ini.