Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
sertakan cabang olahraga bulutangkis ke tingkat yang lebih tinggi dan lebih luas lagi telah membuahkan hasil. Cabang tersebut akan dipertandingkan di Olimpiade Barcelona 1992. Lantas bagaimana tanggapan para pemainnya dalam menyongsong pesta olahraga multi event itu? Mengingat selama keikut-sertaan Indonesia di ajang tersebut, belum pernah sekali pun membuahkan hasil medali emas, dan peluang untuk mewujudkannya sangat terbuka di Barcelona. Berikut tanggapan Ardi B. Wiranata.
Bagi Ardy B. Wiranata, Olimpiade Barcelona 1992 merupakan suatu peristiwa yang sangat penting. "Apalagi ini untuk yang pertama kalinya bagi olahraga bulutangkis," katanya. "Karena itu, untuk menghadapinya perlu latihan-latihan yang intensif, rutin, dan keras."
Bicara soal kesempatan untuk ikut ambil bagian dalam pesta olahraga akbar tersebut, remaja yang lahir di Jakarta, 10 Februari 1970 ini mengatakan belum tahu. "Masih lama, masih tiga tahun lagi kan," kilahnya. Padahal kalau dilihat dari peringkatnya yang sekarang ini, Ardy sudah bisa dimasukkan sebagai pemain yang boleh ikut ke Olimpiade. Ia sudah pernah menjadi juara dalam seri grand prix, yaitu di Cina Terbuka, di mana ia mengalahkan jagoan Cina si kidal Yang Yang.
Meskipun demikian, runner-up juara dunia 1989 di Jakarta ini berjanji akan bermain semaksimal mungkin, karena ia sendiri jelas ingin ikut ke Barcelona. Artinya, ia akan berusaha mempertahankan atau bahkan menaikkan peringkatnya.
Dalam perjalanan karirnya sebelum betul-betul matang, Ardy yang mengandalkan permainan menyerang itu harus diberi pengetahuan tambahan. Pengetahuan mengatur irama pertandingan, sehingga tidak betul-betul kehabisan tenaga di saat berlaga.
Si bungsu keluarga Wiranata yang sudah kenal bulutangkis sejak umur 10 tahun ini pun menyatakan akan menerima semua konsep yang mungkin akan diterapkan oleh para pembinanya dalam menghadapi Olimpiade nanti. "Kalau memang konsep itu bagus, ya terima saja," katanya menegaskan.
Bagi mahasiswa tingkat I Fakultas Ekonomi Untar ini, pemain-pemain lawan yang perlu diperhitungkan dalam Olimpiade nanti adalah dari Cina, Inggris, Denmark, dan Malaysia.
(Penulis: T.D. Asmadi, Ian Situmorang, Linda Wahjudi, dan Tota Tobing, Mingguan BOLA Edisi No. 306, Minggu Pertama Januari 1990)