Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
tim lain di grup F. Ia bahkan menganjurkan penonton tidak usah datang ke stadion. "Lihat saja di televisi," katanya seperti dikutip oleh satu-satunya koran berbahasa Inggris di Meksiko, The News.
Ketika tulisan ini dibuat, Inggris baru akan melakukan pertandingan terakhirnya melawan Polandia. Tapi, rasanya sudah cukup untuk mengungkapkan sikap prihatin kepada mereka dari dua pertandingan pertamanya, dan sekaligus sebuah tanda tanya besar.
Soalnya, sebelum masuk Meksiko, mereka telah tinggal cukup lama di Colorado untuk beradaptasi dengan cuaca setempat, Dan lebih dari itu mereka telah memainkan 11 pertandingan pemanasannya tanpa pernah kalah.
Lawan yang mereka pilih untuk uji coba pun bukan sembarang tim. Meksiko, sang tuan rumah, mereka pukul 3-0 di Los Angeles. Sebelum itu, di kandangnya sendiri Uni Soviet yang kemudian menjadi begitu tegar di Meksiko mereka kalahkan pula dengan gol tunggal Chris Waddle.
Inggris bahkan tidak hanya memalukan karena kalah dari Portugal dan tak mampu menundukkan Maroko. Ray Wilkins, pemain paling berpengalaman dengan 77 kali main untuk Inggris sebelum berangkat ke Meksiko, menunjukkan perangai tak terpuji ketika melawan Maroko dengan melempar bola ke arah wasit, hingga wasit Gabriel Gonzales dari Paraguay itu mengusirnya ke luar.
Frustasi menghadapi perlawanan ulet Maroko dengan ultra defensif-nya, hari itu Inggris nampaknya memang mengalami frustrasi hebat. Dan, Wilkins rupanya pemain paling berpengalaman yang paling tak tahan menghadapi cobaan itu. "Itu memang kebodohan saya," Wilkins mengaku kemudian. "Dia sudah minta maaf kepada saya," tutur manajer Robson pula.
bersambung
(Penulis: Sumohadi Marsis, Mingguan BOLA Edisi No. 120, 13 Juni 1986)