Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
2 atas juara nasional Perserikatan, Persib Bandung.
PSSI Yunior tampil sebagai pengganti Liga Selection yang tidak jadi datang ke Bandung karena jadwal Piala Siliwangi IV bentrok dengan Piala Liga, di mana masing-masing pemain Liga Selection bertanding memperkuat klubnya.
Turnamen Piala Siliwangi tahun ini diikuti 4 kesebelasan, yakni: Persib, PSSI Yunior, PSSI ABRI, dan PSIS Semarang. PSIS juara Piala Siliwangi II dan PSSI ABRI sudah tersisih di babak pendahuluan, masing-masing menderita 2 kali kalah.
Sedangkan Persib menderita sekali kalah, yakni dari PSSI Yunior 2-0. PSSI Yunior sendiri selama ambil bagian di Piala Siliwangi IV, tidak pernah terkalahkan.
Tanpa Adeng Dan Robby
Ketidak-hadiran Adeng Hudaya dan Robby Darwis, karena sedang bergabung dengan pelatnas PSSI, membuat kekuatan Persib di sektor pertahanan rapuh.
Sedangkan PSSI Yunior meskipun tampil di final tanpa mesin gol Theodorus Bitbit, yang cedera berat ketika berhadapan dengan PSIS, tidak menghalangi tim asuhan Omo Suratmo ini untuk tampil dengan baik, meskipun di bawah curahan air hujan.
Noah Meriem sebagai ujung tombak dan Abdul Holik di sayap, merupakan duet yang berbahaya buat pertahanan tuan rumah. Mereka sudah memperagakan kebolehannya ketika pertandingan baru saja berlangsung 10 menit. PSSI Yunior sudah menghasilkan 2 gol melalui Abdul Holik.
Persib yang mengandalkan Ajat Sudiajat sebagai motor di lapangan tengah, tampaknya tidak mampu berbuat banyak untuk mengalirkan serangan ke daerah pertahanan lawan. Sebaliknya PSSI Yunior yang dipimpin kapten kesebelasan Frank Sinatra, mampu menekan ke gawang tuan rumah dan secara cepat menyusun pertahanan pada saat kehilangan bola.
Tim Yang Rapuh
Omo Soeratmo semula tidak puas atas kemenangan anak asuhannya 2-0 di babak pendahuluan. Sebab, menurut penilaiannya Persib tanpa beberapa pemain tangguhnya di barisan pertahanan, merupakan tim yang rapuh.
"Tapi, ya kita harus ingat juga, mereka kan juara nasional. Jadi sulit rasanya buat kesebelasan pelajar ini menang lebih dari itu," katanya merendah.
Buat dia, kemenangan 3-2 atas tuan rumah di final sudah cukup. "Soalnya Persib di final lebih bermain sapu bersih. Untungnya hal ini dihadapi anak-anak dengan bermain penuh perhitungan, sehingga peluang untuk mencetak gol lebih sedikit," ujar pelatih yang juga bekas pemain Persib ini.
Lebih baik menang tipis, katanya lagi, daripada pemain harus cedera. "Menang tipis toh tetap juara," ujarnya sambil tersenyum.
(Penulis: Agus Ardjito, Mingguan BOLA Edisi No. 116, 16 Mei 1986)