Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
14. Unair menang 65-49. Kemenangan itu sekaligus revans atas kekalahan di Final Wilayah.
Datang dengan status “bukan siapa-siapa”, UA musim ini memang mengejutkan banyak pihak. Sebelum datang ke Yogya mereka hanya kalah satu kali melawan UBAYA di Final Conference.
Mengawali pertandingan yang digelar di GOR UNY, Minggu sore (23/2) kedua tim saling bergantian mencetak angka. Raisa dan Nilam Savitri member keunggulan bagi UA 12-11 di kahir kuarter pertama.
Masuk ke kuarter kedua, Ubaya memberikan perlawanan sengit. Marjorice Theodore yang sedang on fire berhasil mencetak 13 poin pada kuarter ini, 12 diantaranya ia raih lewat tembakan tiga angka, skor 28-23 Ubaya balik memimpin.
Sang kapten UA, Raisa Aribatul menjadi motor serangan anak-anak Satria Airlangga. Dengan determinasi tinggi dan kemampuan memimpin di lapangan, pemain mungil yang akrab disapa Ida ini punya pengaruh besar dalam timnya selain mencetak angka. Kuarter ketiga UA kembali mengambil alih perolehan skor 48-40.
Memasuki 10 menit terakhir pertandingan, anak-anak Ubaya tak mampu lagi mengembangkan permainan, mereka terkurung oleh kokohnya center UA, Anggita Bening dan Nilam Savitri di bawah ring. Ubaya akhirnya harus melepas gelar juara yang sudah dua musim berada di genggaman mereka. UA menang telak 65-49 dan berhasil meraih gelar juara nasional pertamanya sepanjang sejarah.
Coach UA, Aris Herman berujar kemenangan timnya pada pertandingan final malam ini karena anak asuhnya bermain lepas dan menkmati permainan. “Kami datang dengan status sebagai tim underdog musim ini, jadi anak-anak bermain sangat enjoy dan tenang,” ujarnya.
Sumber: www.;ligamahasiswa.co.id