Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Setelah melewati barometer paruh pertama musim 2013/14, semakin terlihat jelas kualitas wahid seorang Carlo Ancelotti dalam meracik strategi. Terutama di panggung liga domestik yang memang menuntut sebuah kontinuitas grafik penampilan tinggi sepanjang musim.
Sepanjang kariernya di level manajerial yang terbentang sejak 1995 bersama Reggina, Carletto sudah mengantarkan empat klub berbeda memuncaki klasemen di akhir musim. Diawali Juventus pada 1999-2000, lalu AC Milan (2001-2009), kemudian Chelsea (2009-2011), dan ditutup Paris St. Germain (2011-2013).
Hal ini mengartikan bahwa Don Carlo tahu bagaimana menjaga ritme skuatnya agar bisa tetap tampil perkasa selama kompetisi berlangsung. Kendati di awal musim sempat diragukan karena Real Madrid menderita kekalahan dari Atletico Madrid dan Barcelona, menginjak medio Februari Carletto berhasil menunjukkan tajinya.
Akhir pekan kemarin, Ancelotti bertanggung jawab dalam menghadirkan sejumlah catatan apik bagi Los Merengues. Pertama, berupa sebuah rentetan 25 laga tanpa kalah, sejak terjungkal 1-2 di Camp Nou tatkala melawat rumah Barcelona tersebut. Dengan menorehkan 25 partai beruntun berstatus tanpa kalah, Ancelotti sukses menyamai pencapaian Fabio Capello di termin pertama bersama Si Putih.
Hasil ini menempatkan Carletto di posisi kedua dalam perspektif tanpa kalah berturut-turut dan hanya kalah dari catatan Leo Benhakker yang mengantar Madrid melaju selama 34 partai tanpa cacat.
Selain aspek steril kekalahan ini, Carletto juga menuai rekor dalam urusan mencetak gol. Ya, pada laga ke-38 di seluruh kompetisi musim ini, Cristiano Ronaldo dkk. sudah mengemas 101 gol. Jika dirinci, 68 gol lahir di La Liga, 20 di Liga Champion, dan 13 di Copa del Rey.
Secara otomatis, pelatih asal Italia ini menjadi salah satu figur tercepat yang mampu menyentuh barometer 100 gol. Lantaran hanya butuh 38 laga guna menggapainya, Ancelotti melewati catatan yang diukir Manuel Pellegrini (40 laga) dan Jose Mourinho (42 laga).
Ia hanya kalah dari Miguel Munoz yang pada 1959 mampu mengantar Madrid meraih 100 gol cuma dalam 32 partai.
Sumber: Harian BOLA; Penulis: Sapto Haryo Rajasa