Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
kalinya pemuda Indonesia menunjukkan keberaniannya menaklukkan puncak Mount Blanc di Swiss. Mereka adalah Wiyanto Suhardjo (21), Bandoro Soetrisno (18), Rahadianto (18), dan Firmansyah (17). Keempatnya adalah alumni dan pelajar SMA 3 Setiabudi, Jakarta.
Mount Blanc dengan ketinggian 4.807 meter memiliki permukaan batu, es, dan salju dengan kemiringan bervariasi. Menurut rencana, mereka akan mendaki puncak gunung itu selama 6 hari pp 27 Juni ini. Perjalanan mereka dibagi dalam 3 etape menembus suhu udara yang diperkirakan sekitar -15 derajat Celcius.
Wiyanto sebagai "komandan" pernah mendaki Mount Blanc pada September 1985 lalu bersama Chandra Desianto yang tergabung dalam klub pencinta alam Sabhawana. Dari pengalamannya itulah ia berani memastikan bahwa ketiga rekannya akan mampu mendaki gunung tertinggi di Eropa itu.
Berbulan-bulan mereka mempersiapkan diri dengan latihan keras tiap Minggu di tebing-tebing terjal di daerah Ciampea, Jabar. Di samping itu mereka juga berlatih keras lari pada tiap Senin dan Kamis.
"Selain Mount Blanc sebagai sasaran utama ekspedisi, kami juga bermaksud melakukan penjajakan untuk mendaki dinding utara Mater Horn yang berketinggian 4.474 meter. "Sudut dinding tebing ini hampir 90 derajat. Kami akan mencobanya dulu untuk pendakian kami tahun depan," kata Wiyanto. Ia juga menyebut puncak Britter Horn dan Monte Rosa sebagai alternatif lain untuk dijajaki.
Rencana petualangan empat pemuda Indonesia ini dibantu oleh maskapai penerbangan Garuda Indonesia berupa biaya hidup dan tiket pesawat pp serta Mingguan Olahraga BOLA untuk pengeluaran-pengeluaran tambahan.
(Penulis: Zaenal Effendi, Mingguan BOLA Edisi No. 120, 13 Juni 1986)